Gejolak Nilai Tukar Rupiah Tak Pengaruhi Kinerja CIMB



JAKARTA. Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Tbk Arwin Rasyid mengaku gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, tak mengganggu kinerja CIMB Niaga. Bank dengan aset terbesar keenam di Indonesia ini mengklaim dampak gejolak pasar keuangan dunia juga tak besar bagi kinerjanya. "Saya sangat senang bisa menyatakan bahwa kami tidak termasuk bank yang kena dampak krisis," tutur Arwin ke kantor berita Reuters, Sabtu (14/2). Namun Arwin mengakui, penyaluran kredit bank sepanjang tahun ini bakal menurun, tanpa menyebutkan besaran penurunannya. Arwin juga enggan menjawab pertanyaan berapa besar kerugian yang diderita CIMB Niaga karena gejolak nilai tukar rupiah maupun akibat longsornya harga Surat Utang Negara (SUN) pemerintah Indonesia. "Saya tak bisa menjawab itu, tapi saya dapat memastikan, situasi kami tidak seperti bank lain yang kami dengar. Saat ini semua bank memiliki valuta asing, di satu sisi ada yang mengalami kerugian, tinggal skalanya saja yang beda," ungkap Arwin. Arwin juga menyebut, masalah ini sudah menjadi masalah perbankan secara umum. Dia juga memperkirakan nilai tukar rupiah saat ini belum akan mendekati Rp 10.000 per dolar AS. Pada akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah sempat tertekanan hingga ke harga 12.000 per dolar AS. Berdasarkan laporan ke Bank Indonesia, per Desember 2008 CIMB Niaga membukukan laba Rp 342,067 miliar, turun 55% dari Desember 2007 yang Rp 763,346 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: