KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi korporasi ikut terseret berbagai sentimen negatif yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Kondisi ini juga mempengaruhi minat para investor terhadap instrumen tersebut. Lihat saja, beberapa penerbit obligasi korporasi belakangan ini gagal memenuhi target jumlah pokok. Misalnya, jumlah pokok Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap IV Tahun 2018 yang mampu diserap pasar hanya mencapai Rp 1,3 triliun. Padahal, obligasi milik Federal International Finance tersebut menargetkan mampu memperoleh jumlah pokok sebesar Rp 1,5 triliun. Bukan cuma itu, obligasi dan sukuk ijarah berkelanjutan yang diterbitkan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) hanya mampu mencatatkan jumlah dana sebesar Rp 1,06 triliun. Angka ini lebih rendah ketimbang target perusahaan sebesar Rp 2,5 triliun.
Gejolak pasar pengaruhi minat investor terhadap obligasi korporasi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi korporasi ikut terseret berbagai sentimen negatif yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Kondisi ini juga mempengaruhi minat para investor terhadap instrumen tersebut. Lihat saja, beberapa penerbit obligasi korporasi belakangan ini gagal memenuhi target jumlah pokok. Misalnya, jumlah pokok Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap IV Tahun 2018 yang mampu diserap pasar hanya mencapai Rp 1,3 triliun. Padahal, obligasi milik Federal International Finance tersebut menargetkan mampu memperoleh jumlah pokok sebesar Rp 1,5 triliun. Bukan cuma itu, obligasi dan sukuk ijarah berkelanjutan yang diterbitkan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) hanya mampu mencatatkan jumlah dana sebesar Rp 1,06 triliun. Angka ini lebih rendah ketimbang target perusahaan sebesar Rp 2,5 triliun.