Gejolak politik di AS turut mendorong dana asing masuk ke pasar saham Asia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa pasar saham di regional Asia mulai kedatangan dana yang dibawa investor asing, termasuk pasar saham domestik. Sepanjang pekan ini, investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp 3,39 triliun di semua pasar.

Melansir Bloomberg, pasar saham di regional Asia juga mengalami hal yang sama. Investor asing telah melakukan aksi beli bersih di eberapa pasar saham Asia. Sebut saja pasar saham Vietnam yang mencatatkan net buy sebesar US$ 4,9 juta per Kamis (4/9) dalam rentang sepekan.

Di Filipina, dana asing yang masuk ke negara tersebut sebesar US$ 58,3 juta dalam sepekan. Pasar saham lainnya yang terpantau mengalami net buy dalam sepekan antara lain Thailand, India, Taiwan, hingga Korea Selatan.


Baca Juga: Aliran dana asing deras, kurs rupiah menguat

Lantas, apa yang membuat investor asing masuk ke sejumlah pasar ekuitas negara-negara di Asia?

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menilai, masuknya dana asing ke pasar saham Asia tidak terlepas dari situasi geopolitik di Amerika Serikat (AS). Kekhawatiran akan situasi di AS membuat investor mencari spread rate yang lebih tinggi. Di saat yang bersamaan, spread rate di Indonesia dinilai masih cukup tinggi

“Jika ternyata misalnya AS baik-baik saja, tidak ada masalah geopolitik, mungkin arus capital inflow tidak akan secepat ini, sekalipun ada selisih spread rate yang cukup besar misalnya dari sisi interest rate,” terang Alfred kepada Kontan.co.id, Minggu (7/6).

Baca Juga: IHSG berpotensi kembali menguat pada Senin (8/6)

Selain itu, masuknya dana asing ke bursa Asia termasuk Indonesia juga dipengaruhi oleh sejauh mana dampak Covid-19 terhadap stabilitas suatu negara. Hemat Alfred, di negara Asia seperti Indonesia, kasus Covid-19 hanya berdampak pada tekanan ekonomi saja, belum menimbulkan tekanan lain seperti krisis sosial ataupun krisis politik.

“Jika kita bicara permasalahan ekonomi yang akan diselesaikan setelah Covid-19, Pemerintah Indonesia dan negara-negara di Asia dinilai cukup mampu mengatasi ini,” pungkas Alfred.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati