JAKARTA. Nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp 11.347,5 per dollar AS pada hari ini, Kamis (10/4/2014). Posisi ini melemah 0,52 persen dibanding penutupan sebelumnya pada level 11.289. Beberapa pihak menilai, melemahnya rupiah ini akibat tidak memuaskannya hasil pemilu legislatif (pileg) 9 April 2014 kemarin. "Saya kira ini ekspektasi tidak tercapai ya. Banyak yang mengharapkan paling tidak suara yang terkumpul paling tidak 25 persen," kata Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (10/4/2014). Khusus untuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai partai yang meperoleh suara terbanyak versi hitung cepat (quick count), perolehan suara yang masih rendah ini akan sulit. Menurut Lana, akan cukup berat bagi PDI-P untuk membawa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai capresnya. "Sekarang ini yang terpenting adalah bagaimana dan siapa calon wakil presidennya Pak Jokowi. Apakah harus koalisi dengan partai lain, itu kan juga harus dipikirkan," ujar Lana. Menurut dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini, kondisi saat ini masih diselimuti ketidakpastian yang tinggi. PDI-P akan cukup kesulitan menggenjot persentase suara lantaran waktu yang cukup "mepet." Kondisi ketidakpastian ini tentu akan berdampak kepada nilai tukar rupiah pula. "Kondisi rupiah akan terus begini paling tidak sampai Oktober ya. Saya memperkirakan kalaupun paling tinggi itu ada di Rp 11.800 (per dollar AS). Tapi kisarannya sih masih tetap ada di Rp 11.300 sampai Rp 11.500. Itu masih sangat mungkin," jelas Lana. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Gejolak rupiah sampai presiden baru terpilih
JAKARTA. Nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp 11.347,5 per dollar AS pada hari ini, Kamis (10/4/2014). Posisi ini melemah 0,52 persen dibanding penutupan sebelumnya pada level 11.289. Beberapa pihak menilai, melemahnya rupiah ini akibat tidak memuaskannya hasil pemilu legislatif (pileg) 9 April 2014 kemarin. "Saya kira ini ekspektasi tidak tercapai ya. Banyak yang mengharapkan paling tidak suara yang terkumpul paling tidak 25 persen," kata Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (10/4/2014). Khusus untuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai partai yang meperoleh suara terbanyak versi hitung cepat (quick count), perolehan suara yang masih rendah ini akan sulit. Menurut Lana, akan cukup berat bagi PDI-P untuk membawa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai capresnya. "Sekarang ini yang terpenting adalah bagaimana dan siapa calon wakil presidennya Pak Jokowi. Apakah harus koalisi dengan partai lain, itu kan juga harus dipikirkan," ujar Lana. Menurut dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini, kondisi saat ini masih diselimuti ketidakpastian yang tinggi. PDI-P akan cukup kesulitan menggenjot persentase suara lantaran waktu yang cukup "mepet." Kondisi ketidakpastian ini tentu akan berdampak kepada nilai tukar rupiah pula. "Kondisi rupiah akan terus begini paling tidak sampai Oktober ya. Saya memperkirakan kalaupun paling tinggi itu ada di Rp 11.800 (per dollar AS). Tapi kisarannya sih masih tetap ada di Rp 11.300 sampai Rp 11.500. Itu masih sangat mungkin," jelas Lana. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News