Gelar IPO, simak profil singkat Ginting Jaya Energi Tbk



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan anggota keluarga baru yakni PT Ginting Jaya Energi Tbk yang rencananya akan mencatatkan sahamnya di BEI pada 6 November 2019.

Perusahaan yang berbasis di Palembang ini rencananya akan menawarkan sebanyak-banyaknya 750 juta saham atau 30,29% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

PT Ginting Jaya Energi Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perawatan sumur (well services) utamanya terhadap sumur migas yang sudah tua, yakni dengan cara mengoptimalkan cara kerja dari peralatan yang ada di sumur migas tersebut.


Ginting Jaya Energi juga bergerak di bidang jasa dan pengadaan rig serta kerja ulang sumur (workover). Workover dilakukan dengan cara memindahkan titik kedalaman awal yang kurang produktif ke titik kedalaman yang produktif.

Selain itu, Ginting Jaya Energi juga bergerak di bidang fishing job, yakni mengambil peralatan yang terjatuh maupun tertinggal di dalam sumur migas.

Terakhir adalah enhanced oil recovery (EOR), yakni mengembalikan jumlah kapasitas produksi migas yang ada di dalam sumur seperti sedia kala.

“Untuk EOR dapat mengembalikan kapasitas sumur sebanyak 40% - 70% dari kondisi semula,” ujar Direktur Utama Ginting Jaya Energi Tbk Jimmy Hidayat saat Diligence Meeting dan Public Expose, Rabu (2/10).

Baca Juga: Simak rincian penggunaan dana hasil IPO Ginting Jaya Energi Tbk

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Ginting Jaya Energi menerapkan beberapa strategi utama, yakni cost reduction, availability dan utility, serta ekspansi usaha terhadap blok migas yang dikelola oleh Pertamina, salah satunya adalah Blok Rokan.

Hingga saat ini, Ginting Jaya Energi memiliki total sembilan unit rig yang telah beroperasi dengan variasi kapasitas yang berbeda. “Oleh karena itu, bisnis WOWS ini sangat berpotensi berkembang,” ujar Jimmy.

Bahkan, Jimmy mengklaim industri WOWS ini kebal terhadap fluktuasi harga minyak dunia. Hal ini terbukti pada 2017 dan 2018, pendapatan Ginting Jaya Energi mampu bertumbuh meski saat itu harga minyak dunia anjlok hingga US$ 45 per barel.

Untuk diketahui, pada tahun 2017 pendapatan Ginting Jaya Energi tercatat Rp 129,7 miliar dan Rp 168,15 miliar pada 2018. Sedangkan laba bersih Ginting Jaya Energi pada 2017 tercatat sebesar Rp 23,52 miliar dan tumbuh menjadi Rp 26,92 miliar pada 2018.

Hingga 2023, Ginting Jaya Energi menargetkan dapat memiliki 23 unit rig. Hal ini sejalan dengan target jangka panjang yakni menjadi salah satu perusahaan workover dan well service (WOWS) terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Bakal IPO, ini harga penawaran yang ditetapkan Ginting Jaya Energi

Komitmen ini juga dibuktikan dengan penggunaan hasil IPO yang mayoritas digunakan untuk menambah rig anyar. Jimmy bilang, Sebanyak 61% dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian tujuh unit rig.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi