Gelar Nexticorn Oktober mendatang, pemerintah dekati investor kelas atas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sukses menggelar pertemuan antara investor dan pengusaha startup Mei lalu, pemerintah kembali menggelar The Next Indonesia Unicorn (Nexticorn) International Summit 2018 di Bali, pada 13-14 Oktober mendatang.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan menghadirkan lebih banyak lagi investor dari luar negeri, dengan harapan tidak hanya menyalurkan modal, tapi yang paling penting membawa pengalaman yang mumpuni untuk bisa mendorong berkembangnya startup lokal.

“Memang ini semua tergantung preferensi investor. Kita sedang dekati langsung top tier investor untuk datang ke Nexticorn di Bali Oktober nanti,” kata Lis sutijati, Staf Khusus Menteri Bidang Program Management Office Kemkominfo, usai acara Nexticorn Power Brunch yang digelar di Multivision Tower hari ini, Rabu (25/7).


Dia memberi contoh, investor Korea Selatan mencari startup bergerak di bidang internet of Things (IoT) . “Tapi kita kurang startup di bidang IoT, maka kita carikan startup dari kita,” kata Lis.

Asal tahu, program Nexticorn memiliki fokus untuk memfasilitasi dan menghubungkan para start up Indonesia yang sudah berhasil melewati tahap-tahap pertumbuhan (seeds stage dan seri A) untuk bisa berkembang menjadi unicorn.

Mei lalu di Nusa Dua Bali, Nexticorn dianggap mendulang hasil memuaskan. Dia melihat, ada beberapa startup lokal yang berpotensi menjadi unicorn.

Unicorn merupakan usaha startup yang nilainya menembus US$ 1 miliar. Di Indonesia, beberapa unicorn misalnya, Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak.

 “Pada bulan April, kami membawa top tier 70 investor yang berasal dari Amerika, Jepang, Singapura, India, Australia, Korea, Indonesia. Kami pertemukan dengan 65 start up yang bukan sembarangan. Mereka berpotensi untuk jadi unicorn selanjutnya,” katanya.

Di luar prediksi, katanya, kelanjutan pertemuan calon investor dan pelaku usaha berkembang.

“Awalnya, kami perkirakan dalam Nexticorn International Summit lalu hanya akan terjadi 200 meeting antara start up dengan top tier investor. Tapi kenyataannya ada 2.020 permintaan meeting yang kami terima dan finalnya ada 1.035 meeting yang terlaksana,” terangnya.

Dari jumlah meeting yang terealisasi, ada 294 follow up yang terjadi.

“Dan follow up itu bukan hal biasa. Sampai ada yang due dillegence. Yang menakjubkan, ada salah satu start up yang melaporkan ada 7 investor yang meminta due diligence. Ini akan kita pantau terus,” katanya.

Meski tak menyebut nama startup calon idola investor itu, Lis hanya menyebut, di sektor edukasi.

Secara keseluruhan, sektor yang paling diminati investor yaitu financial technology (fintech). “Tapi, ke depannya masih banyak yang berpotensi dan berpeluang menjadi unicorn,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia