Gelar program kredit pangan, OJK gandeng 18 bank



BANDUNG. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan merilis program akselerasi, sinergi, dan inklusi (AKSI) pangan sektor pertanian dan peternakan. Program ini akan mulai digelar di Payakumbuh, akhir bulan Januari ini.

Deputi Komisioner Manajemen Strategis OJK Slamet Edy Purnomo mengatakan, pada program AKSI pangan ini, OJK sudah menyetujui 18 bank ikut menyalurkan kredit, melalui kredit usaha mikro dan kecil maupun kredit usaha rakyat (KUR).

“Masing-masing bank diarahkan untuk menyalurkan kredit ke sektor pangan minimal dengan pertumbuhan 15%,” kata Slamet Edy, Sabtu (21/1).


Ke-18 bank itu adalah Bank Sinarmas, BNI, Bank Mandiri, Bank Jatim, BRI, BCA, Bank Jabar Banten, BTPN, Bank Andara, Bank Bukopin, Bank CIMB Niaga, Bank Permata, Bank Mega, Bank Artha Graha, BPD Nagari, BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri.

Dari catatan OJK, Bank Sinarmas menargetkan pertumbuhan 27%. Disusul Bank Andara yang mencapai 25%. OJK mencatat, ada 11 komoditas yang potensial dibiayai, semisal padi, kakao, bawang, cabai dan komoditas kopi.

Penyaluran kredit pangan hingga November 2016 tercatat naik 7,5% menjadi Rp 638,4 triliun, dari akhir tahun 2015 yang sebesar Rp 592,36 triliun. Sementara rasio kredit bermasalahnya mencapai 3,32%, di atas rata-rata rasio NPL industri yang sebesar 3,18%.

Kredit pangan sendiri berkontribusi 14,90% terhadap total kredit yang mencapai Rp 4.285 triliun. Kepala Bagian Divisi Program Bank Rakyat Indonesia (BRI), Gafyunedi bilang, BRI membidik pertumbuhan kredit 15%–17% untuk kredit pangan, dengan memanfaatkan KUR maupun kredit reguler.

Kelak, porsi kredit pangan melalui KUR diharapkan mencapai 40%. Darwin Wibowo, Direktur Utama Bank Andara menyampaikan, pihaknya akan menyalurkan kredit ke sektor pangan melalui bank perkreditan rakyat.

Bank Andara mengincar pertumbuhan kredit pangan sebesar 25% di tahun 2017. Komoditas yang akan dibiayai, diantaranya jagung karena bank ini memiliki pengalaman dalam membiayai komoditas ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie