JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) alias BTN akhirnya menentukan harga penawaran penerbitan saham baru (rightsissue) dengan mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebesar Rp 1.235 per saham. Saham yang akan ditawarkan mencapai 1,51 miliar saham seri B, artinya dana segar yang akan diperoleh perbankan pelat merah ini bisa mencapai Rp 1,86 triliun. Dalam keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (5/11) disebutkan, setiap pemegang 550.000 saham BBTN, akan berhak memesan 94.943 HMETD untuk satu lembar saham baru yang akan dikeluarkan. Direktur Utama BBTN Iqbal Latanro pun menyebutkan, pemerintah, selaku pemegang saham mayoritas BBTN tidak akan melaksanakan seluruh HMETD yang dimilikinya. Sebagai catatan, jika ada pemegang saham yang tidak mengeksekusi rights issue tersebut, maka sahamnya akan terdilusi sebesar 14,16%. Yang bertindak sebagai penjamin emisi dalam hajatan ini BBTN ini adalah PT Bahana Securities, Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas.
Gelar rights issue, BTN target Rp 1,86 triliun
JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) alias BTN akhirnya menentukan harga penawaran penerbitan saham baru (rightsissue) dengan mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebesar Rp 1.235 per saham. Saham yang akan ditawarkan mencapai 1,51 miliar saham seri B, artinya dana segar yang akan diperoleh perbankan pelat merah ini bisa mencapai Rp 1,86 triliun. Dalam keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (5/11) disebutkan, setiap pemegang 550.000 saham BBTN, akan berhak memesan 94.943 HMETD untuk satu lembar saham baru yang akan dikeluarkan. Direktur Utama BBTN Iqbal Latanro pun menyebutkan, pemerintah, selaku pemegang saham mayoritas BBTN tidak akan melaksanakan seluruh HMETD yang dimilikinya. Sebagai catatan, jika ada pemegang saham yang tidak mengeksekusi rights issue tersebut, maka sahamnya akan terdilusi sebesar 14,16%. Yang bertindak sebagai penjamin emisi dalam hajatan ini BBTN ini adalah PT Bahana Securities, Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas.