KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Maspion Indonesia Tbk (
BMAS) sepakat untuk tidak membagikan dividen untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2022. Hal tersebut berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Kamis (15/6). Berdasarkan laporan perseroan yang dipublikasikan di keterbukaan informasi BEI, para pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih perseroan pada tahun buku 31 Desember 2022 yakni sebesar Rp 114,94 miliar akan dimasukkan untuk menambah cadangan umum dan sisanya akan dibukukan sebagai laba ditahan, untuk menambah modal perseroan. Untuk diketahui, sepanjang 2022 Bank Maspion membukukan laba bersih sebesar Rp 114,94 miliar, tumbuh 43,39% secara tahunan atau
year on year (YoY) dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 80,16 miliar.
Baca Juga: Pasca Akuisisi Bank Maspion, Bank Asal Thailand KBank Akan Hadir di Indonesia Dari sisi intermediasi, total kredit yang disalurkan perseroan pada 2022 mencapai Rp 8,78 triliun atau meningkat 6,68% dari periode sama di tahun sebelumnya. Total aset juga tercatat meningkat 5,07% menjadi Rp 14,95 triliun. Di sisi lain, total Dana pihak ketiga (DPK) perseroan susut 9,05% menjadi Rp 10,91 triliun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 12 triliun. Pada tahun 2023 ini, perseroan juga memproyeksikan pertumbuhan aset mencapai 63% atau sebesar Rp 9,542 triliun dari Rp 14,956 triliun di tahun 2022 menjadi Rp 24,498 triliun di tahun 2023. Kemudian perseroan memproyeksikan pertumbuhan kredit sebesar 60,91% atau sebesar Rp 5,349 triliun serta pertumbuhan DPK sebesar 52,12% atau sebesar Rp 5,690 triliun. Oleh karena itu, dalam meningkatkan kinerja di tahun ini, BMAS telah menyiapkan beberapa strategi diantaranya, Bank akan melakukan pemenuhan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, memiliki kompetensi, potensi, kinerja dan karakteristik budaya kerja yang selaras dengan Bank baik secara internal maupun eksternal.
"Bank Maspion juga akan melakukan peningkatan penyaluran kredit retail dan UMKM, yakni dengan melakukan loan channeling untuk penyaluran kredit produktif. Bank akan bekerjasama dengan pihak ketiga antara lain BPR maupun P2P platform yang akan dilakukan secara selektif," ungkap Manajemen perseroan, dikutip Selasa (20/6). Menurut Manajemen, peningkatan sistem inti perbankan atau core banking system yang lebih aman dan user-friendly akan mampu meningkatkan performa proses bisnis di internal sehingga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan bisnis. Bank juga akan melakukan penetrasi QRIS secara maksimal, yakni dengan mengakuisisi New to QRIS merchant di Jawa Timur dan Existing to QRIS merchant di Surabaya, Malang dan Denpasar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .