KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Nusantara Infrastructure Tbk (
META) untuk
go private atawa delisting makin dekat. Di mana, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Kamis (13/6), META mengaku siap untuk menjadi perusahaan tertutup terbesar di bidang jalan tol. Rapat tersebut memiliki empat mata acara.
Pertama, persetujuan Laporan Tahunan Perseroan termasuk pengesahan Laporan Keuangan Tahunan dan laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2023.
Kedua, persetujuan penggunaan laba bersih META untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2023.
Ketiga, penunjukan Akuntan Publik untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024.
Keempat, penetapan tugas dan wewenang serta gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi Perseroan, dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk Tahun 2024. Head of Corporate Communication & CSR META Indah D.P. Pertiwi mengatakan, pada Desember 2023, META berhasil melunasi seluruh utang pembelian 40% saham PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) yang merupakan pengelola Jalan Layang MBZ. Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari salah satu sovereign wealth fund terbesar di dunia (GIC) untuk dapat memperkuat struktur permodalan anak usaha di sektor jalan tol, dengan jumlah peningkatan modal sebesar Rp 4,35 triliun. Baca Juga:
Nusantara Infrastructure (META) Genjot Bisnis Air Bersih Terlebih, pemegang saham pengendali Perseroan juga turut menanamkan modalnya di anak usaha sektor jalan tol (MPTIS), yang berdampak positif pada exposure minat berbisnis di sektor jalan tol di Indonesia. “Ini membawa dampak bagi Perseroan untuk mempersiapkan strategi-strategi ekspansi usaha di tahun-tahun mendatang,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (13/6). Berdasarkan Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2023, META mencatatkan rugi tahun berjalan sekitar Rp 235 miliar dan setelah diakumulasikan dengan saldo laba dari tahun buku sebelumnya sampai dengan tahun 2023 masih mencatatkan saldo laba sebesar Rp 359 miliar. Penggunaan laba bersih diputuskan oleh RUPST dengan memperhatikan kepentingan dan rencana pengembangan usaha perusahaan ke depannya. Indah menuturkan, dengan lunasnya utang jangka pendek (bridge loan) sejumlah Rp 4,03 triliun, META atas aksi korporasi akuisisi lalu, META meyakini kondisi keuangan di tahun 2024 akan jauh lebih baik. Ini juga didukung dengan struktur permodalan yang lebih kuat untuk persiapan berbagai rencana ekspansi yang lebih besar lagi. “Manajemen optimistis, perusahaan akan menjadi private sector terbesar dan terkuat di bidang jalan tol,” paparnya. Selain sektor energi terbarukan, pengelolaan air bersih serta pengembangan bisnis di bidang perdagangan, advertising, dan pengelolaan parkir. Di sektor terbesarnya META memegang konsesi Jalan Tol BSD, Ruas Serpong-Pondok Aren sepanjang 7,25 km, dan Jalan Tol Ujung Pandang Seksi 1-3 dengan total panjang 10 km.
Lalu, Jalan Tol Makassar sepanjang 11,57 km dan Jalan Akses Tol Makassar New Portsepanjang 3,2 km, Jalan Layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) dengan panjang 38 km, serta Jalan Tol Ruas Kebon Jeruk-Penjaringan (JORR W1) 9,7 km,” tuturnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari