KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten memecah nilai nominal saham alias
stock split pada awal tahun 2025. Aksi korporasi ini diharapkan bisa mengerek naik likuiditas perdagangan dengan meningkatnya jumlah saham beredar dan harga yang lebih terjangkau. Terbaru, ada PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (
SAMF) yang mengakhiri perdagangan saham dengan nilai nominal lama pada Rabu (5/2). Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan pasar negosiasi akan dimulai pada Kamis (6/2) besok. Emiten yang bergerak di bisnis pupuk ini melakukan
stock split dengan rasio 1:2. Jumlah saham SAMF pun akan berubah dari semula 5,12 miliar menjadi 10,25 miliar. Sedangkan nilai nominal saham terpecah dari Rp 100 menjadi Rp 50 per saham setelah
stock split.
PT Hillcon Tbk (
HILL) segera menyusul untuk menggelar
stock split. Emiten jasa pertambangan ini akan memecah nilai nominal saham dengan rasio 1:5. Jumlah saham HILL akan berubah dari 2,94 miliar menjadi 14,74 miliar, dengan pemecahan nilai nominal dari Rp 100 menjadi Rp 20 per saham pasca
stock split. HILL akan terlebih dulu meminta persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 3 Maret 2025. HILL dijadwalkan akan memulai perdagangan dengan nilai nominal dan harga saham baru id pasar reguler pada 10 Maret 2025.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Analis untuk 5 Saham Blue Chip Baru di LQ45 dan IDX30 Sebelumnya, ada PT Petrosea Tbk (
PTRO) yang telah merealisasikan
stock split dengan rasio 1:10, atau memecah nilai nominal saham dari Rp 50 menjadi Rp 5 per saham. PTRO pun diperdagangkan dengan harga baru, yakni Rp 2.740 per saham mulai 3 Januari 2025. Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan mengamati pada umumnya pelaku pasar akan merespons positif
stock split. Aksi korporasi ini bisa menjadi sentimen pendongkrak harga saham untuk jangka pendek. Hanya saja, dampak pada pergerakan saham setelah harga baru berlaku akan tergantung dari tren dan sentimen yang mengiringi sebelum
stock split. Sementara dalam jangka menengah hingga jangka panjang, laju saham akan kembali menyesuaikan penilaian terhadap fundamental dan prospek kinerja masing-masing emiten. Ekky mencontohkan PTRO yang lanjut bergerak naik setelah harga baru. Begitu juga dengan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (
DSSA) yang
stock split pada tahun lalu. "Namun tidak semua saham yang
stock split akan otomatis naik. Kembali lagi ke momentum harga, sentimen dan kondisi fundamental perusahaan," ungkap Ekky kepada Kontan.co.id, Rabu (5/2). Chief Executive Officer Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo menambahkan, investor biasanya sudah mulai melakukan penyesuaian untuk
priced in sejak satu bulan sebelum
stock split terjadi. Dampak pada harga saham biasanya mulai terjadi sebagai respons pasar terhadap pengumuman
stock split atau setelah ada persetujuan dari RUPSLB. "Saat mendekati
cumulative date stock split, harga saham bisa kembali pada momentum masing-masing emiten yang dipengaruhi oleh sentimen terkait fundamental atau faktor eksternal," kata Praska. Sementara itu, harga SAMF anjlok 7,22% ke posisi Rp 900 per saham di hari terakhir perdagangan dengan nilai nominal lama. Selain karena sentimen dan momentum pada saham tersebut, Ekky menyoroti penurunan harga SAMF yang berbarengan dengan tekanan di pasar saham.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Melemah, Intip Rekomendasi Saham untuk Kamis (6/2) Tercermin dari posisi Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) yang berbalik menukik 0,70% ke level 7.024,22 pada Rabu (5/2). "Jika besok (setelah
stock split) SAMF kembali turun, berarti ada faktor yang kurang mendukung. Kalau untuk hari ini (5/2) sentimen
market memang sedang negatif," terang Ekky. Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo sepakat, selain tren dan sentimen di masing-masing saham, kondisi pasar saham juga memegang peranan penting. Faktor lainnya, kemungkinan pelaku pasar juga menunggu saham tersebut mulai diperdagangkan dengan harga baru yang lebih terjangkau pasca
stock split. "Kemungkinan selalu ada (menunggu harga baru). Pasalnya (setelah
stock split) saham emiten menjadi lebih
liquid dan lebih terjangkau untuk investor," ungkap Wisnu. Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengamati tren harga SAMF sebelum
stock split bergerak
sideways cenderung menguat. Sukarno menilai, harga saham SAMF punya potensi mengalami kenaikan setelah
stock split menimbang valuasi yang masih menarik.
Sebagai rekomendasi untuk saham yang
stock split di awal tahun ini, Sukarno masih menyematkan rekomendasi
buy pada PTRO. Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan
trading buy PTRO dengan mencermati support di Rp 3.660 untuk target harga Rp 4.080 - Rp 4.190. Herditya juga merekomendasikan
trading buy saham HILL memperhatikan support Rp 2.090 untuk target harga Rp 2.140 - Rp 2.160. Selanjutnya, Herditya menyarankan
speculative buy untuk saham SAMF. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News