Gelembung Bir Tak Lagi Menarik



MILWAUKEE. Krisis perekonomian tak urung menyambar industri bir. Lihat saja SABMiller bir yang berbasis di London, Miller Genuine Draft dan juga Peroni Nastro Azzurro. Pengiriman bir pada kuartal ketiga tahun lalu menyusut seiring dengan permintaan yang berkurang. Hal ini tak pernah diduga sebelumnya. Sementara itu Carlsberg, bir yang berbasis di Copenhagen, bahkan mengabarkan bahwa perusahaan ini mengurangi 274 pekerjanya untuk menghemat ongkos. Biasanya, penjualan bir tak pernah menyusut dalam situasi perekonomian sesulit apapun. Hal ini dibeberkan oleh Benj Steinman, Editor of Trade Publication Beer Marketers Insights. "Angka-angka yang mencuat belakangan menunjukkan bahwa tren pasar kian menurun, kemungkinan menyesuaikan dengan kondisi perekonomian global yang menyisakan ketidakpastian," katanya. Ia menegaskan sekali lagi, "Bisnis bir cukup tahan dengan resesi, tapi tidak kebal dengan resesi." SABMiller mengatakan bahwa volume bir dalam bentuk botolan menyusut 1% dalam kuartal terakhir 2008 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. "Lambatnya perekonomian global telah berdampak pada konsumsi masyarakat, dan semakin melemah dalam semua segmen," kata perusahaan ini melalui laporan perdagangan kuartalan. Asal tahu saja, SABMiller merupakan produsen bir botolan terbesar kedua di dunia secara volume. Sebelumnya, ia menduduki peringkat pertama; namun diambilalih oleh Anheuser-Busch Inbev setelah Inbev mengakuisisi Anheuser-Busch senilai US$ 52 miliar. Bulan November tahun lalu, SABMiller menyatakan akan mempertimbangkan kembali investasinya lantaran tekanan ongkos operasional dan menciutnya permintaan bir di seluruh dunia. Musim panas 2008, SABMiller dan rivalnya Molson Coors Brewing menghemat ongkosnya dengan membikin joint venture yang dinamakan MillerCoors. Sayangnya, penjualan MillerCoors juga tak menggembirakan. Penjualan domestik di pasar ritel berkurang 2,3% dalam kuartal ketiga tahun lalu. Penjualan bir Miller Lite terkikis 7,5%, sementara Coors Light membukukan kenaikan 1%. Steinman mencatat, penjualan ini jauh lebih mini ketimbang kuartal sebelumnya. Pasar bir di AS secara keseluruhan biasanya tumbuh 1% per tahun dalam sepuluh tahun belakangan. Di tahun-tahun sebelumnya, bahkan bisa melampaui level tersebut. Tahun lalu, pasar bir ini hanya membukukan kenaikan sebesar 0,5%. Sementara itu di Eropa volume bir botolan tergerus 1%, termasuk penurunan sebesar 22% di Rusia. Namun, volume MillerCoors tumbuh 2% di Polandia. Sementara itu Czech Republic, volume bir domestik juga anjlok 1%. Volume bir di negara-negara berkembang yang menyumbang 80% dari keuntungan SABMiller, juga payah. Kuartal ketiga tahun lalu, pengiriman hanya menanjak 2% di Amerika Latin lantaran terhalangi merosotnya volume bir sebesar 5% di Colombia. Di Afrika dan Asia, volume bir botolan hanya mumbul 2%. Pasalnya, pasar di China tak bertumbuh. Produsen bir lain, Carlsberg, berencana untuk meningkatkan efisiensinya. Di Denmark, sejak minggu lalu perusahaan ini bernegosiasi dengan serikat pekerja untuk merumahkan 150 pekerjanya. Carlsberg Baltic mulai merestrukturisasi bisnisnya pada akhir 2008 dan kini sudah memangkas 124 karyawannya plus 80 orang lagi di bulan November.


Editor: