Geliat Ekonomi Desa Sidomulyo, Mulai dari Kerajinan, Kopi Hingga Domba



KONTAN.CO.ID - JEMBER. Berada di jalur lintas selatan yang menghubungkan antara Banyuwangi dan Surabaya, kawasan Desa Sidomulyo kini mudah dikenali. Gapura putih berarsitektur gaya Eropa setinggi 14 meter (m) dan lebar 17 m berdiri megah sebagai pintu masuk utama. 

Bertuliskan Gapuro Agung Sidomulyo, di kedua sisi gapura yang baru selesai dibangun pada 2022, berdiri patung domba sebagai ikon wisata edukasi Raja Domba. Melewati gapura, pengunjung langsung menemukan kantor pusat turis informasi di kiri jalan. 

Pada manajemen baru, di sini pencatatan jumlah pengunjung dan pemasukan bagi desa akan jadi satu pintu. Sehingga pembagian hasil dengan pengelola wisata pun bisa berjalan.


Adapun harga paket wisata tergantung destinasi dan fasilitas yang ditawarkan, mulai dari Rp 35.000 per orang untuk minimal 15 orang hingga Rp 90.000 per orang,   

Nah, memasuki jalan utama beraspal yang tidak terlalu besar, destinasi wisata pertama mulai terlihat. Pengunjung tinggal duduk manis di kereta wisata dan pemandu wisata siap mengatur jalannya agenda wisata. Yuk, ikuti perjalanannya:

Raja Domba

Destinasi pertama Wisata Edukasi Raja Domba. Tempat ini mudah dikenali karena patung domba putih berukuran jumbo berdiri di area depan tempat tinggal si pemilik usaha, M. Salim. Tepat di samping rumahnya, dibangun kandang domba berisi domba-domba gemuk siap jual.  

Bisnis ternak domba milik Salim dijalankan dengan sistem gaduh. Ia memodali peternak memelihara hewan ternak miliknya. Ketika hewan ternak itu menghasilkan anakan dan laku terjual, 50% keuntungan untuk peternak dan 50% keuntungan untuk Salim. 

Hingga kini, jumlah domba milik Salim sudah mencapai 6.000 ekor dan tersebar di seluruh peternakan di Desa Sidomulyo. Sebulan, Salim mampu menjual paling sedikit 250 ekor. 

Harga domba, mulai Rp 1 juta, Rp 2,5 juta, Rp 3 juta, sampai Rp 5 juta. Pemasaran ke berbagai daerah seperti Bondowoso, Bogor hingga Tasikmalaya. "Puncak penjualan domba terjadi menjelang perayaan Idul Adha. Penjualan bisa sampai 3.500 ekor domba," ujar Salim dengan logat Madura yang cukup kental.

Kerajinan Fosil Akar

Tempat usaha milik Agus Supriadi ini juga mudah dikenali. Berdiri rumah panggung dari susunan akar pohon yang ditata sedemikian rupa. Pengunjung bisa menyusuri rumah akar itu sambil menikmati detail hasil karya kerajinan Agus yang mengandung cita rasa seni tinggi di setiap sudutnya. 

Produk kerajinan akarnya sudah mampu menembus pasar ekspor, seperti Amerika Serikat (AS), China dan Australia. Kerajinannya dibanderol mulai Rp 5.000 hingga puluhan juta rupiah, tergantung produk dan kerumitan serta ukuran. 

Menurut Agus, margin dari pesanan ekspor hanya 10%, sedangkan margin keuntungan dari penjualan aksesori di dalam negeri mencapai 40%. "Tetapi pembeli luar negeri pesannya banyak, bisa sampai ribuan unit. Saya pernah mengirim gantungan reptil sebanyak 150.000 unit ke Australia," kata Agus.

Jika sedang banyak pesanan, omzet Agus bisa mencapai Rp 200 juta per bulan. Usaha fosil akar ini juga mampu menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Jika sedang ramai, Agus akan mempekerjakan ibu-ibu di sekitar rumahnya hingga 50 orang untuk mengumpulkan ranting dan kayu untuk dijadikan bahan baku.

Kopi Ketakasi

Semerbak harum kopi robusta Ketakasi Sidomulyo juga sudah melalang buana ke luar negeri seperti India dan Mesir. Meski ekspor masih dilakukan melalui pihak ketiga. Yusron, Manager Koperasi Ketakasi mengatakan, pada 2021 sebanyak 2.670 ton green bean berhasil disuplai untuk rekanan eksportir.

Sementara pengiriman tahun 2022 sebanyak 1.670 ton.  Jika sedang musim puncak, omzet penjualan biji kopi ini bisa mencapai miliaran rupiah. Pada  2022 misalnya, ketika musim puncak, Ketakasi mampu mengantongi omzet hingga Rp 46,7 miliar. 

Keuntungan dari omzet ini nantinya akan dibagi hasil kepada anggota koperasi. "Untuk mengejar target produksi hingga ribuan ton hanya berlangsung empat bulan. Saat puncak panen, bisa menyerap tenaga kerja hingga 600 orang," kata Yusron ketika disambangi tim Jelajah KONTAN pada 2 Maret 2023 lalu.

Batik Sidomulyo

Pesona batik Sidomulyo tak kalah memikat. Punya motif batik khas Anggrek Gumitir, hasil kerajinan batik desa ini pernah melenggang di panggung peragaan busana di New York. Desainer Giraldi Sugeng mendesain kain batik dari desa ini menjadi dua busana kala itu. 

Rumah Batik Karya Ibu ini kini memiliki 10 pekerja wanita. Jika sedang ramai pesanan, pendapatan kotor bisnis batik ini bisa puluhan juta rupiah.

"Pembeli dari luar negeri seperti dari Australia, Turki beberapa kali menyambangi Rumah Batik Karya Ibu ini. Mereka mendapat informasi dari internet jika di desa ini ada rumah batik," kata Diah Putri Aisyah, Pemilik Rumah Batik Karya Ibu.

Sendang Tirto Gumitir

Sumber mata air di desa ini masih belum tergarap alias masih alami. Luthfi, Asisten Kepala Desa Sidomulyo bercerita, ke depan tempat ini akan di poles agar lebih cantik. "Konsepnya pemandian yang menarik tanpa meninggalkan nilai historisnya," katanya. 

Di lokasi ini akan dibangun ornamen patung khas Kerajaan Majapahit. Saluran air akan dibuat kolam ikan koi. Tak jauh dari mata air ini, dibangun Astana Joglo yang bisa disambangi pengunjung untuk menikmati pemandangan sawah, pohon kelapa dan langit Sidomulyo yang indah. Di tempat ini juga akan dibangun kafe agar pengunjung bisa lebih betah di tempat ini. Renovasi ini akan memakan biaya Rp 1 miliar. 

Kafe Sawah

Seperti namanya, kafe ini dibangun di tengah bentangan persawahan. Pengunjung bisa memilih tempat makan berbentuk saung yang tersebar di kiri dan kanan jalan setapak berbahan bambu yang dibangun di atas sawah. Di sini pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan indah dari Gunung Raung dan Gunung Gumitir. 

Menu rujak lontong dan nasi bakar jadi andalan di kafe ini. Ayam bakar dan aneka minuman juga tersedia. Harga menu makanan berkisar Rp 20.000 per porsi dan  minuman mulai dari harga 7.000. Sutikno,  Direktur Bumdes bilang, rata-rata omzet Kafe Sawah sekitar Rp 100 juta per bulan.  

PPG Durian 

Wisata Agrowisata Cluster PPG (Persemaian Permanen Garahan) Durian Sidomulyo  menawarkan banyak aktivitas alam. Berkeliling lokasi wisata dengan kereta kelinci dijual Rp 5.000, untuk menyusur sungai dengan menggunakan ban (tubing) seharga Rp 20.000. Ada juga delapan titik camping, penyewaan kendaraan APV, hingga sepeda gunung.

Sugianto, Pengelola PPG Wisata Pinus Sidomulyo menuturkan, wisata alam ini mampu menarik pengunjung hingga 2.000 orang pada akhir pekan. Jika sedang sepi atau di hari biasa, pengunjung yang datang sekitar 100 orang. Biaya masuk ke wisata hutan pinus ini cukup terjangkau, yakni hanya Rp 5.000.

"Tujuan saya ingin mengangkat perekonomian Sidomulyo dan menyerap tenaga kerja kurang lebih 30 orang, termasuk masyarakat sekitar sini," kata Sugianto. 

Baca Juga: Desa Gentengkulon Berharap Mengubah Sampah Menjadi Berkah         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini