Geliat kredit konsumsi



JAKARTA. Boleh jadi, ada kabar gembira baik industri perbankan. Hasil survei konsumen Bank Indonesia (BI), Februari 2015 lalu menyebutkan, akan ada pertumbuhan permintaan pinjaman selepas medio tahun 2015.

Survei BI yang melibatkan 4.600 koresponden dari 18 kota di Indonesia tersebut memperlihatkan, indeks pinjaman atau kredit dalam enam bulan ke depan bakal menyentuh angka 161,9. Indeks ini lebih tinggi ketimbang survei bulan sebelumnya yang sebesar 156,4. Ini artinya, ada kemungkinan permintaan kredit akan meningkat dalam enam bulan mendatang.

Darmadi Sutanto, Direktur Konsumer dan Ritel BNI mengatakan, hasil survei tersebut sejalan dengan proyeksi BNI. Ia memperkirakan akan terjadi pertumbuhan permintaan pinjaman cukup besar, terutama pada kredit konsumsi pada pertengahan 2015.

Darmadi  mencontohkan salah satu kredit konsumsi yang akan kembali melesat adalah kartu kredit dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Penyebabnya adalah siklus tahunan perayaan hari besar keagamaan.

"Sebelum dan sesudah bulan puasa (Ramadan), masyarakat akan banyak melakukan pinjaman kredit konsumsi," kata Darmadi, Rabu (4/3).

Saban tahun, ujar Darmadi, permintaan pinjaman cenderung meningkat pada sekitar bulan Juli, September dan Oktober. Berdasarkan pengalaman yang terjadi pada BNI, pada saat itu masyarakat umumnya mengajukan kredit untuk pembelian kendaraan motor dan juga kredit pemilikan rumah (KPR).

Menurut Darmadi, sebetulnya tren permintaan kredit konsumsi sendiri sudah mulai merangkak naik sejak bulan Februari lalu. Salah satu yang paling terlihat adalah kredit pembelian rumah.

Tumbuh dua digit

Lantaran permintaan kredit bakal deras, BNI menargetkan pertumbuhan kredit konsumsi cukup tinggi di tahun ini. "BNI menargetkan penyaluran kredit konsumsi tumbuh 12% hingga 15% pada tahun ini," kata Darmadi.

Ia menambahkan, target angka pertumbuhan kredit konsumsi tahun ini lebih tinggi dari realisasi tahun 2014 yang hanya sebesar 9,5% menjadi Rp 52,02 triliun. Menurut dia, permintaan kredit konsumsi tahun ini menjanjikan pertumbuhan.

Setali tiga uang, Henry Koenaifi, Direktur Konsumer Bank Central Asia (BCA) mengatakan, permintaan kredit konsumsi memang masih cukup besar. Namun lantaran ekonomi dalam negeri masih terjadi perlambatan, maka volume kredit pun kemungkinan akan menurun.

Soal permintaan kredit yang tinggi sudah BCA rasakan sejak awal 2015. "Bulan lalu kredit konsumsi BCA tumbuh 15%," imbuh Henry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto