Geliat LPLI, Sang Induk Grup Lippo



JAKARTA. Tahun ini boleh jadi era emiten-emiten Grup Lippo menggeber aksi korporasinya. Yang terbaru, PT Star Pacific Tbk (LPLI) digadang akan menjadi salah satu pemilik PT Bank National Nobu, anak usaha Grup Lippo lainnya, yang akan melakukan pencatatan saham perdananya (IPO) di Bursa Efek Indonesia sekitar tanggal 20 Mei mendatang.

Akibat sas-sus tersebut di pasar, harga saham LPLI kemarin (13/5) menguat 6,67% dari hari sebelumnya ke posisi Rp 800 per saham. Hal ini diikuti oleh lonjakan volume transaksi menjadi 38,41 juta, dari rata-rata dalam tiga bulan terakhir yang hanya 5,94 juta. Jika dihitung kenaikan harganya mulai akhir tahun 2012 di Rp 275, harga saham LPLI sudah melonjak sebanyak 190,91% hingga kemarin.

Sumber KONTAN mengingatkan, lini usaha LPPF saat ini adalah di bisnis perdagangan, jasa, dan investasi. Untuk bisnis investasi, LPLI menggenggam sejumlah aset penting Grup Lippo yang juga berstatus perusahaan terbuka, meski posisinya kepemilikannya tidak mayoritas. Nah, hal serupa juga akan LPLI terapkan pada Bank Nobu."Selama ini, kepemilikan di perusahaan terafiliasi itulah yang memberikan kontribusi besar bagi LPLI," kata sumber KONTAN.


Tengok saja laporan keuangan LPLI. Di kuartal I-2013, pendapatan bersih LPLI hanya Rp 17,22 miliar, turun 13,73% dibandingkan setahun sebelumnya. Tapi, karena besarnya pendapatan lain-lain sebesar Rp 374,38 miliar, laba usaha LPLI meningkat drastis menjadi Rp 352,44 miliar. Laba bersih tersebut naik 1.820,65% dari kuartal I-2012 yang sebesar Rp 18,35 miliar.

Jika ditelisik lebih dalam, pendapatan lain-lain itu, antara lain  bersumber dari laba aset keuangan LPLI senilai Rp 368,29 miliar.

Asal tahu saja, investasi LPLI meliputi kepemilikan saham di PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Multipolar Tbk (MLPL), dan PT Lippo General Insurance (LPGI). Di MPPA, misalnya, LPLI membenamkan investasi yang kini bernilai Rp 615,92 miliar.

Sekretaris Perusahaan LPLI Benedict Sulaiman saat dihubungi KONTAN kemarin mengaku tidak sedang mengagendakan aksi korporasi tertentu. "Masalah kenaikan harga saham LPLI, itu murni karena pasar," terangnya.

Benedict pun mengelak mengatakan apakah LPLI berencana mengoleksi saham perdana entitas afiliasinya, yakni Bank Nobu. Jika ada rencana itu, lanjut Benedict, ia belum diajak bicara dengan manajemen LPLI lainnya.

Sekadar catatan, daftar kepemilikan saham Bank Nobu saat ini adalah 69,2% milik PT Kharisma Buana Nusantara yang dikendalikan Mochtar Riady. Sementara, 30,8% saham lainnya dipegang Nio Yantony. Bank Nobu akan melepas 2,15 miliar saham atau setara 52% dari modal yang ditempatkan dengan target emisi antara Rp 700,3 miliar-Rp 862 miliar.

Lebih menarik anaknya

Menanggapi kabar tersebut, Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menganjurkan  kepada pelaku pasar dan investor agar lebih memilih saham anak usaha ketimbang saham perusahan investasi seperti LPLI. Alasannya, kegiatan riil  emiten Grup Lippo berada di anak-anak usahanya, sehingga keuntungan lebih besar berada di anak-anak usaha tersebut.

Sedangkan, LPLI hanya mendapatkan porsi keuntungan sesuai dengan persentase kepemilikan mereka di anak-anak usahanya. Meski begitu, investor harus cermat, karena ada juga emiten anak usaha yang posisinya juga sebagai holding. Jika tetap mau berinvestasi di LPLI, mau tidak mau investor harus mengetahui juga kinerja fundamental perusahaan yang diinvestasikan oleh sang induk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yuwono Triatmodjo