AKTIVITAS pariwisata di Pulau Harapan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta, menggeliat dalam tiga tahun terakhir. Hampir setiap pekan, pulau ini ramai dikunjungi wisatawan. Masyarakat lokal pun merasakan manfaat ekonominya. Berdasarkan pantauan Kompas, pada Sabtu (24/1/2015) dan Minggu (25/1/2015), ratusan wisatawan berkunjung ke Pulau Harapan. ”Pulau ini menawarkan banyak tempat yang bagus. Bisa snorkeling dan jalan-jalan keliling pulau. Lagi pula murah dan dekat dari Jakarta,” ujar Febrianti (19), salah satu wisatawan asal Slipi, Jakarta. Febrianti datang ke Pulau Harapan bersama sepuluh teman kuliahnya di Politeknik Kesehatan Jakarta III. Dia mengaku baru pertama kali datang ke pulau ini dan mengaku puas setelah mencoba snorkeling di perairan Pulau Kayu Angin Genteng.
Bahkan, ada wisatawan dari luar Provinsi DKI Jakarta. Riyan Fajar (22), mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, misalnya, juga tertarik mendatangi Pulau Harapan. Dia mendapatkan informasi dari internet, dan memutuskan bertolak dari Malang menggunakan kereta api menuju Jakarta kemudian ke Pulau Harapan melalui Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara. Wisatawan yang ingin datang ke Pulau Harapan biasanya berangkat dari Pelabuhan Muara Angke dengan menaiki kapal motor kayu bertarif Rp 50.000 per orang. Jika ingin menaiki kapal cepat, wisatawan bisa melalui Pantai Marina Ancol dengan tarif Rp 270.000 per penumpang. Pada umumnya, mereka yang berkunjung ke pulau ini mengikuti paket wisata murah yang meliputi biaya penginapan, konsumsi, wisata snorkeling, telusur pulau-pulau sekitar, dan transportasi pergi-pulang Muara Angke-Pulau Harapan. Tak heran, jika kebanyakan wisatawan adalah anak-anak muda dan kalangan backpacker. Pulau Harapan hanya menjadi tempat singgah dan menginap, sedangkan titik wisata snorkeling berada di perairan pulau-pulau sekitar, seperti Pulau Kayu Angin Genteng, Pulau Macan, Pulau Perak, dan Pulau Putri. Nurdin, pemilik biro wisata dan penginapan di Pulau Harapan, mengakui menangani rata-rata sekitar 200 wisatawan setiap akhir pekan. ”Biasanya, Januari-Februari, saat musim angin barat, memang kurang ramai. Tapi saat cuaca baik, yang datang ke Pulau Harapan bisa lebih dari seribu orang setiap akhir pekan,” kata Nurdin yang kini memiliki tujuh penginapan. Sekretaris Kelurahan Pulau Harapan Ardani mengungkapkan, aktivitas wisata di Pulau Harapan mulai menggeliat sejak tahun 2012, setahun setelah pulau ini dialiri listrik selama 24 jam nonstop melalui kabel laut pada awal 2011. Sejak 2012, wisatawan yang berkunjung ke pulau ini terus bertambah. Berdasarkan data Kelurahan Pulau Harapan, kunjungan wisatawan saat Mei 2013 sebanyak 2.212 orang. Sebagai perbandingan, pada bulan yang sama di tahun 2014 tingkat kunjungan mencapai 4.808 wisatawan dan pada Oktober 2014 terdapat 5.346 wisatawan.
Hal ini membawa dampak ekonomi, seperti maraknya pertumbuhan penginapan dan banyaknya warga yang beralih profesi menjadi pemandu wisata dan pengelola biro wisata. Afrizal (34), misalnya, beralih profesi dari nelayan menjadi pemandu wisata dalam tiga tahun terakhir. Dia bertugas mengantar turis ke titik snorkeling. Dalam sebulan, ia bisa mengantar wisatawan empat-tujuh kali dengan honor Rp 100.000 per hari. Camat Kecamatan Kepulauan Seribu Utara Agus Setiawan mengakui, ramainya wisatawan yang berkunjung ke Pulau Harapan tidak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga pengaruh sosial. Untuk menghindari peredaran narkoba dan minuman keras, polisi dan satuan polisi pamong praja juga mengecek barang bawaan para turis yang datang di pelabuhan. (ILO) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa