Gelombang kedua corona mengerek harga emas melewati US$ 1.800 per ons troi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semalam, harga emas berhasil menembus level psikologis US$ 1.800 per ons troi. Diperkirakan tren positif masih akan berlanjut dan harga emas masih akan terus merangkak naik.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Rabu (1/7) pukul 15.00 WIB harga emas untuk pengiriman Agustus 2020 di Commodity Exchange naik 0,33% ke level US$ 1.806,40 per ons troi. Sementara harga emas spot juga naik 0,39% ke level US$ 1.787,90 per ons troi.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, keberhasilan emas berjangka menembus level US$ 1.800 per ons troi tidak terlepas dari kembali melonjaknya kasus virus corona secara global. Seperti diketahui, gelombang kedua virus corona tengah menghantui pasar setelah banyak negara yang memutuskan membuka kembali aktivitas ekonominya dan melonggarkan kebijakan lockdown.


Baca Juga: Jelang siang, harga emas berada di dekat level tertinggi 8 tahun

“Kenaikan emas juga didorong oleh pernyataan dari ketua The Fed dan menteri keuangan Amerika Serikat (AS) yang mengatakan akan melakukan apapun untuk menopang ekonomi AS. Pernyataan ini mengindikasikan gelontoran stimulus masih akan berlanjut, yang tentu menjadi katalis positif bagi emas,” kata Faisyal ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (1/7).

Selain itu, masih terjadinya ketegangan di beberapa belahan dunia, seperti AS-Uni Eropa, AS-China, dan India-China semakin membuat si kuning semakin diburu sebagai aset safe haven.

Ketiga faktor inilah yang dinilai Faisyal menjadi pendorong harga emas dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, ke depan Faisyal menilai harga emas masih berpotensi kembali melanjutkan kenaikan.

Baca Juga: Sempat rekor US$ 1.800, DBS sebut harga emas bisa menembus US$ 1.900

“Saat ini, ditemukannya vaksin virus corona praktis jadi satu-satunya sentimen yang bisa membuat harga emas terkoreksi. Jika selama semester kedua, vaksin tersebut belum berhasil ditemukan, laju bullish emas akan sulit terhenti,” lanjut Faisyal.

Terlebih, dengan sinyal masih berlanjutnya stimulus akan semakin membuat kemilau emas semakin terang. Faisyal menyebut, stimulus dari bank sentral berakibat pada semakin banyaknya peredaran uang dan menurunkan nilai uang tersebut, dengan kata lain inflasi pun naik.

Emas sebagai aset nilai lindung yang tidak terpengaruh oleh inflasi tentu menjadi instrumen yang paling diuntungkan dengan kondisi tersebut. Belum lagi gejolak politik dan ekonomi di AS jelang pemilihan umum akan menambah sentimen penggerak pasar.

“Jadi jika harga emas stabil di atas US$ 1.800 per ons troi, ada potensi menguji resistance berikutnya di US$ 1.850 dan US$ 1.920 per ons troi, level tertinggi emas pada 2011 silam,” tegas Faisyal.

Baca Juga: Harga emas Antam hari ini naik Rp 1.000 ke Rp 919.000 per gram, Rabu (1/7)

Oleh karena itu, Faisyal memproyeksikan rentang emas pada semester II akan berada di kisaran US$ 1.700-US$ 1.920 per ons troi. Faisyal menilai pada akhir tahun level US$ 1.900-an sangat mungkin dicapai jika kondisi seperti sekarang terus berlanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati