KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Lonjakan kasus virus corona terus terjadi di Amerika Serikat. Bahkan kini, Texas menjadi negara bagian pertama yang melampaui 1 juta kasus virus corona (Covid-19) di AS pada Sabtu (7/11).

Seperti diketahui, AS kembali berjuang melawan gelombang ketiga infeksi baru dan mencatat lebih dari 100.000 infeksi anyar tiga kali dalam waktu kurang seminggu. 

Berdasarkan perhitungan Reuters, untuk Texas, lonjakan kasus baru dalam seminggu terakhir terutama berasal dari kota Harris, Dallas dan El Paso. Lonjakan tersebut membebani fasilitas medis, dengan kota El Paso mengubah pusat konvensi menjadi rumah sakit lapangan.

Jika Texas adalah sebuah negara, maka akan menjadi negara kesepuluh yang paling terpengaruh di dunia untuk total kasus Covid-19. Mengingat, di negara bagian tersebut telah menambahkan sekitar 8.000 kasus baru rata-rata dalam sehari selama seminggu terakhir.

Texas, yang menyumbang lebih dari 10% dari total kasus AS, melaporkan jumlah kasus baru terbesar di As pada minggu lalu dan diikuti oleh negara bagian Illinois, yang memiliki setengah dari jumlah orang.

Baca Juga: Kasus Covid-19 pada Sabtu (7/11) bertambah 4.262, jangan lupa pakai masker

California, yang merupakan negara bagian AS pertama yang melampaui 600.000 kasus Covid-19 pada bulan Agustus, saat ini sudah tertinggal dariTexas dalam jumlah infeksi dan kematian.

Negara bagian AS terpadat tersebur telah menambahkan sekitar 30.000 kasus dalam tujuh hari terakhir, dan telah melaporkan lebih dari 950.000 kasus virus corona.

Los Angeles County di California, yang membawa 33% beban kasus negara bagian, sejauh ini mencatat jumlah kematian tertinggi di 7.118 pada 5 November.

Dengan musim liburan dan cuaca dingin yang semakin dekat, para pejabat kesehatan telah meningkatkan kewaspadaan untuk menahan lonjakan kasus dalam beberapa minggu terakhir.

Seperti diketahui, AS adalah negara yang terkena dampak virus corona paling parah di dunia. Saat ini, sudah lebih dari 9,8 juta kasus dilaporkan dan lebih dari 230.000 kematian akibat pandemi tersebut

Selanjutnya: Harga minyak kembali ke bawah US$ 40 per barel, terseret rekor kasus Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari