Gema Graha Sarana akuisisi AIDA Rattan Industry



JAKARTA. PT Gema Graha Sarana Tbk mengincar pengembangan produk rotan. Untuk memuluskan niatnya, Kontraktor jasa interior dan produsen furnitur merek Vivere itu, mengakuisisi 90% saham PT AIDA Rattan Industry dan aset berupa tanah seluas 9.380 meter persegi, di Cirebon, Jawa Barat. 

Transaksi pembelian saham dilakukan oleh anak usaha perusahaan, PT Laminatech Kreasi Sarana pada 16 November lalu. Nilai transaksi tersebut Rp 3,41 miliar.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Gema Graha  Novita mengatakan, pembelian saham guna mengembangkan lini bisnis produk rotan untuk pasar ekspor dan domestik. "Sedangkan aset berupa lahan akan kami gunakan untuk pengembangan jangka panjang untuk menambah kapasitas," ujar Novita kepada KONTAN.


AIDA Rattan Industry berdiri di Cirebon dan mulai beroperasi sejak tahun 2004 dengan pangsa pasar terbesar ke luar negeri. Perusahaan ini berpengalaman memproduksi furnitur rotan menggunakan material lokal. Untuk rancangan produk, menggabungkan antara desainer Indonesia dan luar negeri, menggunakan teknologi Jerman.

Sepanjang tahun depan, Gema Graha Sarana menargetkan bisa mencatat penjualan sekitar Rp 30 miliar. Perusahaan ini memasang dua strategi untuk mengejar target. Pertama, mengembangkan  pasar ekspor  dengan mengikuti ajang pameran interior internasional IMM Cologne, Jerman. Pameran tersebut akan digelar 16 Januari hingga 22 Januari 2017.

Nantinya, perusahaan yang mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode GEMA itu akan memboyong AIDA Rattan Industry dalam pameran tersebut. GEMA bakal memperkenalkan rotan sebagai produk ramah lingkungan yang berasal dari Indonesia kepada komunitas furnitur. "Aida Rattan Industry satu-satunya pemain kerajinan produk furnitur rotan dengan kualitas tinggi yang ada di dunia," klaimnya.

Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan industri rotan, karena sebanyak 70% - 80% material rotan berasal dari Indonesia. Dia optimistis, industri rotan akan tumbuh seiring  dukungan pemerintah yang tengah menggalakkan ekspor untuk produk rotan serta larangan ekspor untuk material rotan.

GEMA menargetkan bisa melakukan transaksi awal sekitar 10 kontainer sepanjang pameran tersebut. "Diharapkan penjualan terus meningkat dengan pemesanan berkelanjutan," tambah Novita.

Kedua, mengembangkan pasar lokal untuk produk-produk standar. "Pemasaran produk akan dikembangkan dengan memanfaatkan jaringan customer dari anak perusahaan," ujar Novita.

Menurut dia, tahun ini Gema Graha Sarana belum mematok target penjualan, lantaran masih meneruskan operasional yang tengah berjalan. GEMA mencatat kenaikan pendapatan 12,44% menjadi Rp 667,88 miliar pada kuartal III 2016 dibandingkan Rp 593,96 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Kenaikan ikut menopang pertumbuhan laba 43,76%, dari Rp 14,43 miliar menjadi Rp 20,76 miliar.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini