Gema Grahasarana (GEMA) Menilik Peluang Ekspor Furnitur ke AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) menilik peluang ekspor ke Amerika Serikat (AS) menyusul rencana presiden terpilih Donald Trump yang akan menaikkan tarif impor atas barang-barang China. 

Wakil Direktur Gema Grahasarana William Simiadi menyatakan, implementasi pajak ekspor tersebut akan memberikan dampak positif terhadap industri furnitur atau mebel di Indonesia. Sebab membuka kesempatan bagi supplier di Indonesia untuk memiliki harga yang lebih kompetitif di pasar AS. 

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Manajemen GEMA akan mempersiapkan peningkatan kapasitas untuk mengakomodasi masuknya volume penjualan dari customer eksisting ataupun baru yang berbasis di AS. 


Baca Juga: Begini Upaya Gema Grahasarana (GEMA) Tingkatkan Penjualan Ekspor di Tahun Ini

Saat ini porsi penjualan ekspor GEMA ke AS pun masih cukup mini yakni di bawah 5%. 

“Kami sambil lihat kebijakan-kebijakan lainnya terhadap negara kita dari AS,” ungkap William, kepada Kontan.co.id, Rabu (27/11). 

Demi memaksimalkan penjualan ekspor ke depan, GEMA sudah menyiapkan strategi khusus yang berfokus pada kualitas dan service yang diberikan baik kepada customer baru ataupun eksisting. 

Pertama, menyesuaikan pemasaran global dengan perkembangan digital melalui beberapa platform yang telah tersedia secara global, sehingga dapat menjangkau target pasar yang sebelumnya belum tersentuh.

Kedua, GEMA juga getol mengikuti kegiatan pameran furnitur, baik secara mandiri ataupun kolaborasi melalui asosiasi dalam skala internasional baik di dalam atau luar negeri.

“Untuk tahun 2025 diharapkan terjadi pengembangan yang signifikan terutama di sektor ekspor dengan adanya sentimen impor kepada negara-negara tertentu untuk impor di AS,” sebut William. 

Baca Juga: Ekonomi Membaik, Gema Grahasarana (GEMA) Bidik Pertumbuhan Signifikan

Kinerja GEMA juga cukup memuaskan selama tahun 2024 ini. Merujuk laporan keuangan, pendapatan GEMA naik 13,26% year on year (yoy) dari Rp 882 miliar per kuartal III-2023, menjadi Rp 999 miliar per kuartal III-2024.

Pertumbuhan tersebut utamanya didorong oleh peningkatan dari segmen perdagangan furnitur dibandingkan tahun sebelumnya. 

Dengan pencapaian positif itu, GEMA memproyeksikan angka penjualan di akhir 2024 dapat lebih tinggi dari tahun 2023 atau lebih dari Rp 1,2 triliun. 

“Pencapaian tahun ini diproyeksikan meningkat dari tahun lalu  yaitu  lebih tinggi dari Rp 1,2 triliun,” tambahnya. 

Dari sisi bottm line, GEMA membukukan laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 4,81 miliar. Angka ini naik tipis dari Rp 4,69 miliar pada posisi yang sama tahun lalu. 

Selanjutnya: Grand Metropolitan Bekasi Rayakan HUT ke-11 dengan Perayaan "A11niversary"

Menarik Dibaca: 5 Macam Jenis Kacang Paling Menyehatkan di Dunia, Juaranya Almond

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi