Gema Grahasarana (GEMA) targetkan kinerjanya dapat tumbuh 10% tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan mebel dan furnitur, PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) tak mematok tinggi perolehan bisnis di tahun ini. Meski sepanjang tahun lalu perseroan mampu tumbuh hingga 33% year on year (yoy). GEMA membukukan penjualan bersih Rp 1,17 triliun di 2018 atau tumbuh 33% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 884 miliar.

Direktur GEMA Ida Imelda mengatakan, peningkatan besar di tahun lalu lantaran adanya beberapa akuisisi yang menyebabkan penambahan produk baru bagi perseroan. "Tahun ini diperkirakan relatif stabil, jadi kami memproyeksi kurang lebih (pertumbuhan) bisa 10% dari tahun lalu," ujarnya dalam paparan publik, Kamis (2/5).

Dengan target tersebut, maka dihitung-hitung pendapatan bersih perseroan sepanjang 2019 diperkirakan menyentuh Rp 1,28 triliun. Manajemen sendiri mematok jumlah laba bersih sekitar 4%-5% dari revenue tersebut, atau kisaran Rp 51,2 miliar - Rp 76,8 miliar. Adapun laba bersih GEMA di 2018 tercatat sebesar Rp 21,6 miliar.

Sedangkan dari segi capital expenditure (capex), GEMA menganggarkan Rp 45,9 miliar yang sebagian besar untuk mendatangkan teknologi furnitur custom dari China, bekerjasama dengan Shangpin Home Collection Co. Ltd. Perusahaan berencana menggunakan teknologi Shangpin, perusahaan wardrobe dan furnitur, di gerai-gerai milik GEMA.

Nantinya teknologi tersebut memungkinkan GEMA sebagai kontraktor interior melakukan desain yang diinginkan konsumen. Serta hasil desain langsung terintegrasi dengan pabrik perusahaan sendiri agar memanufakturi blueprint tersebut.

Teknologi tersebut diyakini bakal lebih efisien dan mempermudah kelancaran pekerjaan atau orderan perusahaan, baik yang bersifat proyek maupun rumah. Terkait proyek di tahun ini, sayangnya perusahaan enggan merinci-nya, yang jelas sepanjang tahun 2018 lalu GEMA telah banyak menangani proyek interior tidak hanya dijabodetabek namun luar ibukota juga. Mengulik laporan keuangan kuartal-I 2019, segmen usaha yang berkontribusi besar bagi perseroan tentunya interior dan furnitur, dimana penjualan kotor (belum dikurangi eliminasi) sebanyak Rp 237 miliar di 2018 atau turun tipis 0,4% year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan segmen usaha perdagangan perabotan mampu tumbuh hingga 52% dari Rp 68 miliar di kuartal pertama 2018 menjadi Rp 104 miliar di kuartal pertama 2019. Area Jabodetabek menjadi penyumbang utama bisnis GEMA sekitar 90% dari total revenue di tiga bulan pertama 2019, atau senilai Rp 256 miliar.

Jumlah tersebut naik 6,2% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 241 miliar. Sedangkan sisanya berada di luar Jabodetabek, yang ternyata turun hingga 38%, dari Rp 42 miliar di kuartal pertama 2018 menjadi Rp 26 miliar di kuartal pertama 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli