Gembok dibuka, saham META melorot 10%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) kembali diperdagangkan di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi pertama, Senin (27/11).

BEI membuka gembok saham META setelah dikunci sejak 8 November 2017. Sebelumnya, saham META disuspensi karena perusahaan belum memberikan keterbukaan informasi yang memadai terkait transaksi perubahan kepemilikan saham perseroan, yang berpotensi terjadinya perubahan pengendali perseroan.  

Seperti diketahui, 8 September lalu, terjadi transaksi tutup sendiri alias crossing saham META. Nilainya mencapai Rp 1,8 triliun. Dibalik transaksi itu ada pengalihan 43% atau 6,6 miliar saham META melalui PT Hijau Makmur Sejahtera dan Eagle Infrastructure Fund Limited (EI) kepada PT Matahari Kapital Indonesia (MKI). MKI merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan META, sebab, Ramdani Basri merupakan Direktur Utama META sekaligus Komisaris Matahari Kapital.


Belakangan terungkap identitas pembeli sisa 42,25% saham META dalam crossing tersebut adalah Metro Pacific Tollways Corporation (MPTC), perusahaan infrastruktur yang berbasis di Filipina dan merupakan entitas bisnis Grup Salim. Dengan mengakuisisi 42,25%, kepemilikan MPTC atas META bertambah menjadi 48,27%. Namun, META dalam jawabannya kepada BEI, 16 November lalu menyatakan, tidak ada pihak yang bertindak sebagai pengendali perseroan.

"Bagi pihak-pihak berkepentingan terhadap saham ini untuk memperhatikan setiap keterbukaan infomasi yang disampaikan perseroan, terutama terkait pemegang saham pengendali," tulis Kepala Divisi Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam pengumuman di situs BEI, Senin (27/11).

Hingga penutupan sesi pertama, hari ini, harga saham META sudah melorot 10% ke level Rp 216 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini