Gempa bisa hambat pengiriman alat berat UNTR



JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) ikut terguncang akibat gempa dan tsunami di Jepang. Maklum, UNTR menjual alat berat yang diproduksi Komatsu di Jepang.

Situs resmi Komatsu, Senin (14/3), mengumumkan empat pabriknya rusak akibat tsunami dan gempa. Sebagian besar fasilitas produksi di pabrik Inraki dan Oyama rusak. Sedang pabrik Kooriyama dan Komatsu Utility tidak mengalami kerusakan berarti.

Komatsu tidak menetapkan waktu pemulihan produksi karena banyak pemasok Komatsu juga menderita gangguan akibat gempa dan tsunami. Komatsu Jepang juga mengakui bakal ada imbas negatif dari kerusakan pelabuhan Hitachinaka.


“Pasti pengiriman mengalami keterlambatan. Karena yang jelas pelabuhan di Jepang membutuhkan waktu untuk melakukan perbaikan,” kata Sara K. Loebis, Corporate Secretary UNTR, Selasa (15/3).

Selain mengimpor Komatsu dari Jepang, UNTR juga menampung buatan pabrik Komatsu di Amerika Serikat (AS) dan China. Namun, “Ada model tertentu yang selama ini langsung dikirim dari Jepang,” kata Sara tanpa memberikan rincian pasokan dari masing-masing negara.

Cadangan Komatsu

Sara menyatakan, UNTR masih memiliki cadangan stok Komatsu, tanpa menyebut angkanya. Ia hanya memastikan, UNTR belum mengubah target pertumbuhan volume penjualan alat berat untuk tahun ini sebesar 10%.

Nilai penjualan alat berat UNTR tahun lalu Rp 17,27 triliun. Perinciannya, penjualan Komatsu sebanyak 5.404 unit dengan nilai Rp 10,80 triliun. Angka itu setara 63% dari total penjualan alat berat UNTR.

Penjualan sparepart dan service senilai Rp 4,11 triliun atau 24%. Penjualan Nissan Diesel truck sebanyak 892 unit dengan nilai Rp 775 miliar dan Scania truck laku 464 unit senilai Rp 775 miliar.

Penjualan alat berat menyumbang 46,3% dari seluruh pendapatan yang diraih UNTR sepanjang tahun 2010 yang mencapai Rp 37,32 triliun.Analis saham memperkirakan, stok alat berat yang dimiliki UNTR saat ini bisa memenuhi permintaan hingga dua bulan. Analis Indopremier Securities Chichen T.N. memperkirakan, kemungkinan pemulihan pabrik Komatsu di Jepang lebih dari dua bulan. “Produksi Komatsu bisa terganggu jika pabriknya terpapar radiasi nuklir,” kata dia.

Analis Sucorinvest Central Gani Frederick Daniel Tanggela menilai, penjualan alat berat Komatsu akan sedikit tergerus di kuartal kedua karena pengiriman dari Jepang tertunda. Namun, “Penundaan tersebut akan dikompensasi di kuartal berikutnya,” ujar Frederick.

Dalam estimasi Frederick, penjualan alat berat UNTR sepanjang tahun ini bakal naik 26%. Dia memproyeksikan pendapatan UNTR untuk 2011 meningkat 20% menjadi Rp 44,8 triliun. Sedang proyeksi laba bersih UNTR Rp 5,3 triliun, naik 37,5%.

Frederick dan Ariyanto Kurniawan, Analis DBS Vickers Securities, merekomendasikan beli UNTR. Masing-masing dengan target harga Rp 27.200 per saham dan Rp 25.750 per saham.

Chichen mengubah rekomendasi dari beli menjadi tahan dan mengubah target harga dari Rp 26.800 menjadi Rp 24.120 per saham. Harga UNTR, kemarin, turun 1,34% jadi Rp 22.100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini