KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 yang melanda Afghanistan pada Senin (1/9) tengah malam waktu setempat telah menewaskan lebih dari 1.400 orang dan melukai lebih dari 3.000 lainnya, menurut otoritas setempat. Bencana ini menjadi gempa terparah yang melanda negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Korban dan Kerusakan Meluas
Juru bicara pemerintahan Taliban, Zabihullah Mujahid, mengonfirmasi bahwa 1.411 orang tewas, 3.124 orang terluka, dan lebih dari 5.400 rumah hancur.Daerah Terdampak Paling Parah
Gempa terjadi pada kedalaman dangkal, sekitar 10 km, dengan provinsi Kunar dan Nangarhar menjadi wilayah paling terdampak. Desa-desa terpencil di daerah pegunungan timur yang berbatasan dengan Pakistan mengalami kerusakan parah, terutama rumah-rumah yang dibangun dari bata lumpur dan kayu. Kepala manajemen bencana Kunar, Ehsanullah Ehsan, mengatakan operasi penyelamatan difokuskan pada empat desa yang rusak parah. Namun, medan berat, jalan sempit, dan cuaca buruk memperlambat upaya evakuasi. "Kami tidak bisa memperkirakan berapa banyak korban yang masih terjebak," ujarnya.Hambatan Evakuasi dan Upaya Penyelamatan
Tim penyelamat menghadapi kesulitan besar dalam menjangkau lokasi bencana. Jalan pegunungan yang rusak menjadi kendala utama, sehingga alat berat didatangkan untuk membersihkan jalur. Ambulans dan helikopter telah dikerahkan untuk mengirim bantuan serta mengevakuasi korban ke rumah sakit di Kabul dan Nangarhar. Selain itu, tentara Taliban juga dikerahkan untuk membantu evakuasi, memberikan keamanan, serta mendukung distribusi bantuan. Baca Juga: Gempa Dahsyat Guncang Afghanistan, Korban Tewas Bertambah Jadi 610 OrangBantuan Internasional dan Krisis Sumber Daya
Sejumlah negara mulai menyalurkan bantuan darurat:- Inggris mengalokasikan dana sebesar 1 juta poundsterling untuk mendukung upaya U.N. dan Palang Merah Internasional.
- India mengirimkan 1.000 tenda serta 15 ton bahan makanan ke Kunar, dengan tambahan bantuan dalam perjalanan.
- China, Uni Emirat Arab, Uni Eropa, Pakistan, dan Iran juga telah menjanjikan bantuan, meski sebagian besar belum tiba.