JAKARTA. Bencana gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Jepang dapat dipastikan tidak akan menggoyang industri pembiayaan elektronik nasional. Walaupun, produksi elektronik negeri sakura itu berpotensi melorot drastis. Maklum, pasalnya, lini bisnis penyaluran pembiayaan elektronik dalam negeri sama sekali tidak mengandalkan produksi impor dari Jepang. FIF Spektra misalnya. Unit usaha dari PT FIF itu mengklaim, hingga saat ini, belum ada dampak langsung terhadap pembiayaan elektronik FIF Spektra terkait musibah di Jepang. “Selama ini, barang elektronik yang diperoleh FIF Spektra berasal dari Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) pabrikan dalam negeri,” ujar Direktur Utama FIF Spektra Darwan Tirtayasa kepada KONTAN, Senin (14/3). Artinya, lanjut Darwan, sepanjang ATPM pabrikan dalam negeri mampu melakukan supply barang elektronik sesuai permintaan pasar, pihaknya mengaku tidak khawatir. Lagi pula, sekitar 40% portofolio bisnis perusahaan terbagi-bagi untuk penyaluran pembiayaan perangkat rumah tangga (home appliances), furnitur, dan sisanya 60% mengalir ke pembiayaan elektronik.
Gempa Jepang tidak goyang industri pembiayaan elektronik nasional
JAKARTA. Bencana gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Jepang dapat dipastikan tidak akan menggoyang industri pembiayaan elektronik nasional. Walaupun, produksi elektronik negeri sakura itu berpotensi melorot drastis. Maklum, pasalnya, lini bisnis penyaluran pembiayaan elektronik dalam negeri sama sekali tidak mengandalkan produksi impor dari Jepang. FIF Spektra misalnya. Unit usaha dari PT FIF itu mengklaim, hingga saat ini, belum ada dampak langsung terhadap pembiayaan elektronik FIF Spektra terkait musibah di Jepang. “Selama ini, barang elektronik yang diperoleh FIF Spektra berasal dari Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) pabrikan dalam negeri,” ujar Direktur Utama FIF Spektra Darwan Tirtayasa kepada KONTAN, Senin (14/3). Artinya, lanjut Darwan, sepanjang ATPM pabrikan dalam negeri mampu melakukan supply barang elektronik sesuai permintaan pasar, pihaknya mengaku tidak khawatir. Lagi pula, sekitar 40% portofolio bisnis perusahaan terbagi-bagi untuk penyaluran pembiayaan perangkat rumah tangga (home appliances), furnitur, dan sisanya 60% mengalir ke pembiayaan elektronik.