KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ratusan warga Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat masih bertahan di pengungsian pascagempa magnitudo 6,9. Hingga Selasa (25/4/2023) siang, warga yang didominasi wanita, anak-anak dan lansia tetap bertahan di posko pengungsian yang dibuat warga di atas perbukitan. "Mereka masih bertahan. Terutama wanita, anak-anak dan lansia," kata Kepala BPBD Mentawai, Novriadi yang dihubungi Kompas.com, Selasa (25/4/2023).
Novriadi mengatakan warga pria sudah turun dari posko pengungsian untuk mencari makanan, kayu, pakaian, hingga tenda.
Baca Juga: Gempa 7,3 Magnitudo di Mentawai, Tetap Waspadai Potensi Gempa Susulan "Kemungkinan besar. Mereka yang turun akan kembali lagi ke posko untuk mendampingi istri, anak dan orangtuanya," jelas Novriadi. Novriadi mengatakan gempa tersebut membuat masyarakat waspada dan memilih bertahan di pengungsian sampai kondisi benar-benar aman. Usai gempa M 6,9, masih terjadi beberapa kali gempa susulan yang membuat warga was-was. Menurut Novriadi, warga yang mengungsi ke perbukitan ada di tiga kecamatan yaitu Siberut Barat, Siberut Barat Daya dan Siberut Utara. "Pada saat terjadi gempa, jumlahnya mencapai ribuan. Saat ini kita belum mendatanya," jelas Novriadi.
Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 6,1 Guncang Mentawai, Terasa hingga Padang dan Payakumbuh Novriadi mengatakan warga saat ini membutuhkan makanan instan, selimut hingga pakaian.
Sebelumnya diberitakan, gempa dengan kekuatan 7,3 magnitudo dan dimutakhirkan jadi 6,9 M mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat dan sekitarnya pukul 03.00 WIB. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis gempa itu terjadi di 177 kilometer barat laut Mentawai dengan kedalaman 84 kilometer. BMKG juga menyebutkan gempa berpotensi tsunami sehingga warga diminta mengikuti arahan BNPB dan BPBD setempat. Selanjutnya pada pukul 05.17 WIB, BMKG mencabut peringatan tsunami. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
"Ratusan Warga Mentawai Masih Bertahan di Pengungsian Usai Gempa M 6,9" Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .