Gempa Sulawesi menelan 6 korban, 471 rumah rusak



JAKARTA. Gempa 6,2 skala Richter di Sulawesi Tengah, telah menelan 6 korban jiwa dan 471 rumah rusak. Hingga saat ini, masyarakat masih belum berani kembali ke rumahnya karena trauma dan kerusakan tempat tinggalnya.

Saat ini tercatat 6 orang meninggal, 8 orang luka berat, 35 orang luka ringan. Sebanyak 471 rumah rusak terdiri dari 165 rumah rusak total, 120 rusak sedang, 186 rusak ringan, 3 mesjid rusak ringan, 2 gereja rusak ringan, 1 gereja rusak berat, 2 sekolah rusak ringan. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, masyarakat akhirnya tinggal di rumah kerabat, di halaman, dan sebagian ditempatkan di kantor pemerintah yang tidak rusak. Akses jalan menuju Kec Kulawi terputus karena tertimbun runtuhan longsor bukit. Akibatnya, tiga kecamatan yakni Kulawi, Gumbasa, Lindu, dan 14 desa terisolir. Akses jalan menuju lokasi belum dapat dilalui kendaraan dan hanya dapat dilalui jalan setapak.

Namun, alat-alat berat sudah berada di lokasi longsor siap untuk perbaikan jalan. Harapannya, hari ini jalan dapat dibuka kembali. BNPB mengatakan, kebutuhan mendesak warga antara lain bahan makanan, makanan siap saji, selimut dan tenda gulung. Bantuan akan datang melalui helikopter dan jalur darat ketika akses bisa dibuka. Kabupaten sekitar juga memberikan bantuan seperti dari Poso, Parigi Mountong, dan Palu.


Kepala BNPB Syamsul Maarif, beserta Gubernur Sulawesi Tengah, dan rombongan BNPB hari ini mengunjungi lokasi gempa di Desa Tuwa, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigie.

Syamsul juga menyerahkan bantuan dana siap pakai Rp 200 juta kepada Bupati Sigie untuk operasional penanganan darurat bencana. "Selain itu juga memberikan arahan dan solusi dalam penanganan bencana di lapangan," kata Sutopo, Senin (20/8). Kepala BNPB telah memerintahkan BNPBD untuk melakukan inventarisasi kerusakan bangunan guna keperluan early recovery, baik melalui pembangunan hunian sementara atau hunian tetap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: