Gemuknya Kabinet Prabowo Tidak Jadi Jaminan Selesaikan Persoalan



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Jumlah Kementerian di Pemerintahan Prabowo Subianto digadang-gadang bakal super gemoy. Apalagi sebelumnya, lebih dari 100 tokoh yang disebut-sebut akan mengisi bangku menteri dan wakil menteri dipanggil ke kediaman Prabowo.

Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia (UI), Agus Pambagio mengatakan, gemuknya jumlah Kementerian di Pemerintahan Prabowo tidak bisa menjadi jaminan mampu menyelesaikan sejumlah persoalan di Tanah Air.

“Nggak jaminan, karena yang dipilih ada yang kekerabatan, ada yang pertemanan, ada politik, banyak,” ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (17/10).


Agus mengungkapkan, sebetulnya banyaknya jumlah menteri maupun wakil menteri tidak menjadi masalah, hanya saja ini akan menimbulkan pemborosan anggaran negara. Namun, kata dia, adanya wacana jumlah wakil menteri lebih dari satu orang ini bergantung dengan kementeriannya.

Baca Juga: Prabowo Beri Pesan Tegas ke Calon Menteri untuk Tidak Korupsi

“Tinggal nunggu kementeriannya saja, kalau kementeriannya sibuk ya nggak papa punya dua (wamen), tapi itu akan pemborosan juga untuk anggaran negara,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Agus menambahkan, gemuknya jumlah kabinet di pemerintahan Prabowo tidak bisa dibandingkan dengan kabinet-kabinet di negara lain. Pasalnya, Indonesia memilki struktur dan latar belakang yang berbeda.

“Gemuknya Kementerian ini tergantung kebutuhan, kita gak bisa bandingkan dengan negara lain, tingkat sejahteraannya berbeda, latar belakang pemerintahan berbeda korupsi tidak seperti di sini,” terangnya.

Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitasi Al-Azhar, Ujang Komaruddin menyatakan, banyak atau tidaknya jumlah kementerian menjadi hak prerogratif Prabowo. Menurutnya, masyarakat hanya tinggal memonitor apakah lebih dari 100 tokoh itu semuanya akan menjadi menteri maupun wakil menteri.

“Apakah 100 orang itu dijadikan semua apakah menteri dan wakil menterinya lebih dari 100 orang ya kita tunggu, efektif atau tidak, berkinerja bagus atau tidak, korupsi atau tidak, kita kontrol bersama ketika dilantik dan 100 hari kerja,” imbuhnya.

Ujang tak memungkiri, kabinet Prabowo bakal menjadi kabinet yang super gemoy, ini juga merupakan bagian dari power sharing, akomodasi politik yang dilakukan Prabowo.

Dia juga memberikan sejumlah catatan bagi Prabowo dalam memilih menteri dan wakil menteri atau kabinet yang baik, pertama, memillih tokoh yang jauh dari tindak korupsi dengan memiliki integritas yang baik.

Kedua, Prabowo harus memilih tokoh-tokoh yang ahli, profesional, ketiga, loyal kepada presiden bukan kepada partai. Keempat, punya jiwa kepemimpinan yang mampu membawa lokomotif di kementeriannya.

“Kelima cari menteri yang bisa turun ke bawah deket dengan rakyat juga mampu berkomunikasi dengan pihak atas atau elit,” tandasnya.

Baca Juga: Kabinet Era Prabowo Makin Gemoy Disaat Penerimaan Negara Lesu

Selanjutnya: Ekonom Celios Sorot Dominannya Politisi di Kabinet Prabowo-Gibran

Menarik Dibaca: Promo Padang Merdeka Oktober-November 2024, Gratis Telur Dadar via Digibank

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati