Genap 4 tahun Jokowi-JK, wapres pelengkap kepemimpinan presiden



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan Jokowi- Jusuf Kalla genap 4 tahun pada 20 Oktober 2018. Berbagi hal dicapai di berbagai bidang mulai dari ekonomi hingga penegakan hukum. Namun terlepas dari peran sentral Presiden Jokowi, ada sosok lain yang menjadi pelengkap kepemimpinan republik. Ia adalah Wapres Jusuf Kalla.

Kepemimpinannya punya porsi tersendiri dalam Pemerintahan Jokowi. Selama 4 tahun pemerintahan, Kalla tak hanya mewakili Presiden saat berhalangan hadir, namun juga tampil memimpin, mengarahkan, memegang kendali. Tentu, atas seizin Jokowi.

1. Utusan untuk PBB


Sejak awal, Kalla punya porsi besar mengurusi politik luar negeri Indonesia. Di berbagai kesempatan, Kalla justru mewakili Presiden dalam acara pertemuan internasional. Salah satunya yakni Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam 4 tahun pemerintahan, Wapres bahkan sudah 4 kali mewakili Jokowi pidato di PBB. Mulai dari 2015, 2016, 2017 dan terakhir 2018.

Dalam berbagai pidatonya, Kalla selalu menekankan isu perdamaian, deradikalisasi, pembangunan, hingga ketimpangan ekonomi global. Salah satu yang paling konsisten yakni mendorong perdamaian di Palestina.

Di PBB Kalla tak hanya pidato. Pada 2016, Wapres memimpin kampanye menandai pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa periode 2019-2020.

Upaya keras itu tak sia-sia karena akhirnya Indonesia terpilih menjadi salah satu anggota tidak tetap di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB). Dalam pemungutan suara Majelis Umum PBB di New York, Jumat (8/6/2018), Indonesia mendapat 144 suara dari 190 negara anggota. Tak salah bila Kalla disebut sebagai utusan Jokowi untuk PBB. 

2. Pengarah Asian Games

Bila ditanya siapa sosok yang punya andil dalam menyukseskan gelaran Asian Games 2017, maka Wapres Kalla masuk dalam salah satu jawabannya. Kalla adalah Dewan Pengarah Asian Games 2018.

Setahun jelang gelaran Asian Games, agenda kenegaraan Kalla sibuk mengurusi pesta olahraga terbesar negara Asia itu. Di usianya yang sudah 67 tahun, Kalla bahkan harus bolak-balik meninjau progres pembangunan seluruh venue Asian Games di DKI Jakarta, Sumatera Selatan hingga beberapa venue yang berada di Jawa Barat.

Tak sampai disitu, berbagai rapat penting mulai dari anggaran hingga penandatangan sponsor Asian Games juga dilakukan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta. Di tengah kondisi defisit anggaran, Kalla dan tim harus memeras otak membuat gelaran Asian Games seefisien mungkin.

Dalam berbagai kesempatan, Kalla mengatakan bahwa pemerintah tak hanya ingin sukses dalam penyelengaraan, namun juga prestasi. Setelah bekerja susah payah, harapan itu terwujud. Penyelengaraan Asian Games 2018 terbilang sukses bahkan dipuji dunia.

Sementara dari segi prestasi, kontingan Indonesia menempati posisi ke-4 dengan perolehan 98 medali: 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Hasil ini menjadi pencapaian tertinggi Tim Merah Putih selama ikut serta di Asian Games. 

3. Komandan Penanganan Bencana Sulteng

Peran besar kepemimpinan Jusuf Kalla lagi-lagi diuji. Kali ini ia ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Komandan Penanganan Bencana Sulteng. Seperti diketahui, Palu, Donggala dan Sigi di guncang gempa besar bermagnitudo 7,4 yang disusul dengan tsunami pada 28 September 2018.

Saat itu Kalla sedang dalam perjalanan pulang seusai mewakili Presiden Jokowi di markas PBB, di New York, Amerika Serikat. Setibanya di Jakarta, Kalla yang punya pengalaman penanganan bencana tsunami Aceh 2004 itu diberi mandat untuk mengambil komando tanggap darurat, rehabilitasi hingga rekonstruksi.

Selain memimpin rapat-rapat soal penanganan bencana Sulteng, Kalla juga bebarapa kali meninjau langsung kondisi pasca gempa dan tsunami. Ia juga memerintahkan penanganan tanggap darurat yang cepat, mempersilahkan bantuan internasional masuk, hingga membuka pintu bantuan dana internasional untuk rekonstruksi Sulteng pasca bencana. (Yoga Sukmana)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Tahun Jokowi-JK, Wapres Bukan "Ban Serep""

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie