Genap Memasuki Usia 46 Tahun, Ini Rapor Kinerja Pasar Modal Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar Modal Indonesia genap memasuki usia ke 46 tahun pada Kamis (10/8). Kinerja pasar modal mulai dari kapitalisasi pasar, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) hingga investor pasar modal pun beragam.

Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan tak menutup mata kinerja pasar modal Indonesia diwarnai berbagai tekanan global.

"Di kuartal pertama hingga awal kuartal ketiga tahun ini, kinerja pasar modal terus diwarnai berbagai tekanan akibat dinamika global, indeks dalam negeri masih bisa positif," kata Inarno dalam konferensi pers, Kamis (10/8).


Hingga akhir perdagangan Rabu (9/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,36% secara year to date alias sepanjang 2023 ini. Adapun IHSG parkir di level 6.875,11.  

Bahkan, kapitalisasi pasar atau market cap IHSG kembali tembus rekor tertinggi sepanjang sejarah alias All Time High. Tepatnya, pada 26 Juli 2023, IHSG berhasil menembus level Rp 10.078 triliun.

Baca Juga: Pencatatan Saham di BEI Tertinggi di ASEAN pada Januari-Agustus

Per Rabu (9/8), kapitalisasi pasar bursa dalam negeri berada di level Rp 10.040 triliun atau setara dengan US$ 660 miliar. Jika dibandingkan akhir 2023, nilai itu sudah tumbuh 5,70%.

Penghimpunan dana di pasar modal juga ikut bertumbuh. Per 9 Agustus 2023, total penghimpunan dana mencapai Rp 165,22 triliun, 57 di antaranya merupakan emiten baru.

"Saat ini jumlah emiten di Indonesia merupakan yang terbanyak di kawasan ASEAN dan menjadi keempat terbesar di kawasan global," ujar Inarno.

Tak hanya itu, jumlah investor ritel di Indonesia juga mengalami pertumbuhan. Inarno menyebut dalam lima tahun terakhir, investor pasar modal sudah meningkat empat kali lipat.

Hingga 8 Agustus 2023, jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 11,46 juta. Nilai tersebut meningkat 11,15% jika dibandingkan posisi akhir 2022.

Baca Juga: Market Cap Tembus Rp 10.000 Triliun, BEI Optimistis Bakal Lebih Tinggi Lagi

Namun RNTH mengalami penurunan. Hingga 9 Agustus 2023, RNTH berada di posisi Rp 10,24 triliun. Angka tersebut masih berada di bawah target 2023 sebesar Rp 14,75 triliun.

Kemudian dari industri reksadana, OJK mencatatkan hingga 8 Agustus 2023, NAB reksadana meningkat 3,36% dari Rp 504,86 triliun di 30 Desember 2022 menjadi Rp 521,38 triliun.

Jumlah dana kelolaan industri pengelolaan investasi (yang termasuk KIK EBA-SP dan dana Tapera) juga meningkat 2,58% menjadi Rp 848,87 triliun dari Rp 827,94 triliun per 30 Desember 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari