Gencar dapat pendanaan, Kredivo terdorong untuk semakin ekspansif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredivo bersama dengan perusahaan induknya Finnacel memperoleh pendanaan di tahun ini dari para investor. Hal ini mendorong perusahaan pembiayaan berbasis digital ini semakin bersiap ekspansif di industri keuangan.

Yang terbaru, FinAccel mendapatkan pendanaan senilai US$ 125 juta melalui skema PIPE (Private Investment in Public Equity). Terdapat tiga investor dalam kesempatan investasi tersebut, antara lain MDI Ventures, Cathay Innovation, dan Endeavour Catalyst.

MDI Ventures yang merupakan anak usaha Telkom Indonesia sejatinya memang tercatat telah melakukan pendanaan di Kredivo sejak 2018 dilanjutkan dengan pendanaan kedua pada tahun berikutnya bersama Telkomsel Mitra Inovasi (TMI). Nilai investasi saat itu sekitar 8% dari total pendanaan putaran pertama yang dilakukan MDI Ventures.


VP of Investments MDI Ventures Aldi Adrian Hartanto bilang pihaknya telah mengikuti perkembangan FinAccel selama 3 hingga 4 tahun terakhir. Menurutnya, secara konsisten Finaccel terutama Kredivo berhasil tumbuh dengan sehat meskipun ada pandemi Covid-19 sejak 2020.

“Terlebih, kami melihat potensi bisnis 'Buy Now Pay Later' terutama di Indonesia masih sangat besar ke depan nya, mengingat unbanked population Indonesia yang saat ini masih sekitar 50%,” ujar Aldi kepada Kontan.co.id, Senin (4/10).

Baca Juga: Induk Kredivo raih pendanaan sebesar US$ 125 juta

Dengan pendanaan baru ini, FinAccel bersama kredivo dinilai akan semakin memperkuat dukungan yang selama ini sudah didapatkan dari para investor untuk mempersiapkan proses IPO di  bursa Nasdaq tahun depan.

Masih sesuai rencana, VP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari bilang perkembangan dari proses IPO yang saat ini sedang tahap menyelesaikan persyaratannya masih sesuai dengan rencana sehingga dimungkinkan bisa terealisasi di kuartal pertama 2022. Dengan adanya IPO tersebut, valuasi perusahaan diperkirakan bisa menjadi US$ 2,5 miliar.

“Pendanaan ini juga akan digunakan untuk memaksimalkan layanan Kredivo dalam menyalurkan kredit kepada jutaan nasabah di Indonesia,” ujar Indina.

Sekadar mengingatkan, pada Juni lalu Kredivo juga mendapatkan pendanaan dari Victory Park  Capital Advisors, LLC (VPC) sebesar US$ 100 juta. Pendanaan ini juga digunakan untuk menghadirkan ragam produk serta memperluas basis konsumen potensial, terutama di segmen underserved yang paling membutuhkan akses ke layanan keuangan non-konvensional.

Selain itu, Kredivo melalui FinAccel juga sudah memperluas layanan keuangannya dengan memiliki 24% saham Bank Bisnis Indonesia Tbk (BBSI) yang diakuisisi pada Mei lalu. Perusahaan mengakuisisi saham Bank Bisnis dari pemegang saham eksisting sebanyak 726,36 juta unit saham dengan dana yang digelontorkan mencapai Rp 551,31 miliar.

“Namun bicara tentang lini bisnis, transaksi di e-commerce masih memberikan kontribusi terbesar saat ini,” ujar Indina.

Ke depan, Indina mengungkapkan pihaknya masih akan tetap berfokus kepada layanan pembiayaan digital dengan akan merambah vertikal ke bisnis lain, seperti pendidikan, kesehatan, pembiayaan kendaraan dan UMKM.

Tak hanya di Indonesia, Kredivo juga semakin ekspansif ke luar negeri dan yang terbaru bekerjasama dengan Phoenix Holding untuk beroperasi di Vietnam pada Agustus lalu dengan layanan PayLater.

“Kami berencana akan melakukan ekspansi ke beberapa negara lain di Asia Tenggara seperti Thailand dan Filipina yang rencananya akan terealisasi tahun depan,” pungkas Indina.

Selanjutnya: Kecepatan penetrasi fintech harus dibarengi dengan kesiapan masyarakat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi