KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT M Cash Integrasi Tbk terus mengembangkan jaringan distribusi digitalnya, salah satunya melalui
platform online to offline (O2O) atau
digital kiosk. Adapun sampai semester I lalu, perusahaan telah memasang sekitar 1.700 unit kiosk. Stanley Tjiandra, Kepala Hubungan Relasi M Cash Integrasi menyatakan, mesin kios perusahaan tersebar di berbagai pulau Indonesia. "Dari sisi geografis, 75% di Jabodetabek, dan sisanya tersebar d Jawa, Sumatera, dan Kalimantan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (24/8). Perusahaan menyiapkan anggaran belanja Rp 30 miliar - Rp 40 miliar untuk ekspansi itu. Dari dana tersebut, sekitar 80% - 90% dialokasikan untuk pengembangan kiosk dan dan sisanya untuk pengembangan
platform digital kiosk, aplikasi/
chatbots serta sistem
backend dan pengamanan (security).
Stanley menyebutkan, kiosk yang sudah terpasang mencapai 1.700 unit hingga semester I lalu. Targetnya, sampai akhir tahun nanti akan ditambahkan menjadi 4.000 unit. Sebagai pembanding, sampai akhir tahun lalu jumlah kiosk M-Cash berjumlah 809 unit. "Secara umum,
capex per mesin kiosk berkisar antara Rp 5 juta sampai dengan Rp 40 juta, bergantung dari jenis dan fitur dari kiosk itu sendiri," lanjutnya. Selain penambahan kiosk, emiten dengan kode saham MCAS ini juga menambah 9.000 agen digital menjadi 36.000 agen di semester I. Sedangkan per tahun 2.017 jumlah agen MCAS berjumalah 27.000. "Kami yakin jumlah agen ini akan terus bertambah mengingat jumlah pengusaha UMKM di Indonesia yang mencapai 59 juta," ujarnya. Sedangkan sampai akhir tahun nanti, jumlah agen akan ditambahkan menjadi 38.000 agen. Selain penambahan saluran distribusi lewat agen dan kios digital, MCAS juga terus menambah jumlah produk digital yang disediakan di
platform-nya, yang saat ini mencapai 1.055 SKU dibandingkan pada akhir 2017 lalu sebanyak 250 SKU . Salah satu, produk layanan terbaru adalah
top-up e-money serta pembayaran via QR code. Ia juga bilang bahwa pada kuartal IV nanti, perseroan juga akan merintis bisnis advertising yang akan dipasang di kiosk bekerjasama dengan perusahaan
digital cloud advertising PT Digital Marketing Solution, yang merupakan anak usaha PT NFC Indonesia Tbk (NFCX). Strategi ekspansi saluran distribusi yang agresif serta pengembangan jumlah produk dan layanan yang dilakukan perseroan memberikan hasil yang positif. Menilik laporan keuangan perusahaan, di semester I ini tercatat pendapat MCAS tumbuh 187,46% menjadi Rp 1,83 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 474,66 miliar.
Stanley juga menyebutkan, berdasarkan laporan riset yang diterbitkan oleh Trimegah Securities, pendapatan MCAS diproyeksikan bertumbuh sebesar 86,6% YoY, mencapai Rp2,6 triliun pada 2018 dari Rp1,3 triliun pada 2017. "Perseroan merasa cukup optimis dapat mencapai target tersebut," ujarnya. Untuk itu, perseroan juga akan menempuh beberapa strategi organik, seperti pengembangan saluran distribusi secara internal dan lewat aliansi strategis. Sedangkan untuk strategi nonorganik, diantaranya melakukan investasi di PT NFC Indonesia Tbk (digital exchange hub), PT MatchMove Indonesia (Fintech), PT Surya Teknologi Perkasa (transportasi dan peta digital), PT SMC Co-Design (IoT), PT MCash Nasional Indonesia (Logistik dan retail). Walaupun begitu, ia menegaskan, perusahaan tetap terbuka terhadap peluang investasi yang mampu memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham. "Saat ini perseroan sedang mengkaji beberapa tawaran investasi, namun kami tidak dapat memberikan rincian atas hal tersebut," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Narita Indrastiti