Gencarnya dana asing selamatkan kurs rupiah



KONTAN.CO.ID - Aliran dana asing kembali menyelamatkan moneter Indonesia. Nilai tukar rupiah selama kuartal II-2017 stabil di kisaran Rp 13.300 per dollar Amerika Serikat (AS), meskipun defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) melebar.

Bank Indonesia (BI) mengumumkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan II 2017 surplus sebesar US$ 0,7 miliar, ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang lebih besar daripada defisit transaksi berjalan.

Sedang defisit transaksi berjalan kuartal II-2017 tercatat US$ 5,0 miliar (1,96% PDB), meningkat dari US$ 2,4 miliar (0,98% PDB) di triwulan I-2017. Namun angka itu masih lebih rendah jika dibandingkan dengan defisit pada triwulan II-2016 sebesar US$5,2 miliar (2,25% PDB).


Direktur Eksekutif BI Agusman menyatakan, surplus NPI mendorong peningkatan posisi cadangan devisa dari US$ 121,8 miliar pada akhir triwulan I-2017 menjadi US$ 123,1 miliar per akhir triwulan II-2017. "Surplus transaksi modal dan finansial berkat kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia seiring pencapaian investment grade," kata Agusman.

Transaksi modal dan finansial pada triwulan II-2017 mencatat surplus US$ 5,9 miliar didukung oleh meningkatnya surplus investasi langsung dan investasi portofolio. Sedangkan pelebaran CAD karena penyusutan surplus neraca perdagangan nonmigas. Ini merupakan imbas turunnya ekspor nonmigas di tengah tingginya impor nonmigas, baik bahan baku dan barang konsumsi, untuk memenuhi permintaan domestik selama puasa dan Lebaran.

Di sisi lain, defisit neraca jasa bersumber dari turunnya surplus jasa travel dan naiknya defisit neraca pendapatan primer. Peningkatan karena adanya pembayaran dividen sesuai pola musimannya.

Mendorong impor

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai, investment grade membawa banyak berkah. Rupiah selama ini stabil karena capital inflows yang besar pasca investment grade. "Meski CAD melebar, rupiah masih stabil karena inflow kuat," kata David.

David menganalisa, pelebaran CAD tak perlu dikhawatirkan. Bila perlu, impor digencarkan lagi, meski CAD akan melonjak di atas 2% terhadap PDB. Pasalnya, pergerakan impor menandakan pertumbuhan ekonomi lantaran bahan baku industri banyak yang impor.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro bilang, besarnya dana asing yang masuk ke Indonesia cukup besar pada semester I. "CAD is not an issue tahun ini. Yang harus dijaga memang capital and financial account-nya," katanya.

Andry memperkirakan, CAD di kuartal III tidak terlalu jauh dengan kuartal II ini. Outlook harga komoditas yang flat akan membuat neraca ekspor tidak bisa tinggi. Sementara ekspektasi kenaikan FDI di kuartal III biasanya akan meningkatkan defisit pada akun Pendapatan (income account).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini