Gencatan Senjata Israel-Hamas Memasuki Hari Terakhir, Berpotensi Diperpanjang



KONTAN.CO.ID - Hari ini, Senin (27/11), gencatan senjata kemanusiaan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza memasuki hari terakhir. Setelah membebaskan lebih banyak sandera dari yang dijanjikan, Hamas berharap waktu gencatan senjata diperpanjang.

Gencatan senjata dimulai pada hari Jumat (24/11) lalu. Sesuai kesepakatan, Hamas harus membebaskan 50 sandera dan Israel membebaskan 150 sandera. Waktu berpotensi diperpanjang jika Hamas membebaskan setidaknya 10 sandera tambahan setiap harinya.

Pada hari Senin, Hamas mengatakan pihaknya bersedia memperpanjang jeda setelah mereka membebaskan lebih banyak sandera, termasuk seorang anak yatim piatu berusia empat tahun.


Kini gencatan senjata berpotensi diperpanjang sebelum jadwal berakhir pada Selasa (28/11) pagi. Mengutip AFP, Hamas telah mengisyaratkan kesediaannya untuk memperpanjang gencatan senjata antara dua hingga empat hari.

Baca Juga: Perselisihan Bantuan Selesai, Pembebasan Sandera di Gaza Kembali Dilakukan

Salah satu faktor yang berpotensi memperumit masalah ini adalah kenyataan bahwa beberapa sandera diyakini ditahan oleh kelompok selain Hamas.

Israel juga menghadapi tekanan besar dari keluarga sandera dan sekutunya untuk memperpanjang gencatan senjata guna menjamin pembebasan lebih banyak orang.

Sebagai sekutu Israel, Presiden AS Joe Biden juga berharap periode gencatan senjata di Gaza diperpanjang agar lebih ada lebih banyak sandera yang bisa dibebaskan dan bantuan kemanusiaan yang bisa disalurkan.

"Itulah tujuan saya, itulah tujuan kami, untuk menjaga jeda ini lebih lama lagi sehingga kita dapat terus melihat lebih banyak sandera keluar dan memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan di Gaza," kata Biden, dikutip Arab News.

Baca Juga: Hamas Bebaskan Seorang Anak Perempuan AS Berusia 4 Tahun

Israel terus ditekan untuk memperpanjang masa gencatan senjata yang pengaturannya dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Sayangnya, para pemimpin Israel masih menolak saran tersebut.

Sebaliknya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru menegaskan bahwa negaranya akan terus menyerang Hamas segera setelah gencatan senjata berakhir.

"Kami melanjutkannya hingga akhir, hingga kemenangan. Tidak ada yang bisa menghentikan kami, dan kami yakin bahwa kami mempunyai kekuatan, kekuatan, kemauan dan tekad untuk mencapai semua tujuan perang," kata Netanyahu saat berkunjung ke Gaza hari Minggu.

Pada hari Minggu, 13 sandera telah dibebaskan oleh Hamas. Sebagai balasan, Israel juga membebaskan 39 tahanan Palestina. Hamas secara terpisah membebaskan tiga warga negara Thailand dan seorang warga negara Rusia-Israel.