General Motors Pangkas Jumlah Karyawan di China dalam Rangka Restrukturisasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. General Motors (GM), salah satu merek otomotif terkemuka dari Amerika Serikat, pernah mendominasi pasar mobil di China. Pada tahun 2010, GM bahkan menjual lebih banyak mobil di China dibandingkan di Amerika Serikat.

Namun, lanskap pasar otomotif China telah mengalami perubahan signifikan, terutama sejak pandemi COVID-19 dan kebijakan pemerintah China yang mendorong adopsi kendaraan listrik (EV).

Penurunan Pangsa Pasar GM di China

Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak besar pada industri otomotif global, termasuk pasar China. Pembatasan ketat yang diterapkan oleh pemerintah China mempengaruhi penjualan mobil secara keseluruhan.


Selain itu, GM harus menghadapi perubahan kebijakan pemerintah yang lebih mendukung adopsi kendaraan listrik. Hal ini menyebabkan kemunculan produsen EV domestik yang semakin mengikis posisi pasar GM.

Baca Juga: Kebakaran Mobil Listrik Picu Kecemasan, Korea Selatan Gelar Pertemuan Darurat

Pada tahun 2017, GM dan usaha patungannya menjual sekitar 4 juta kendaraan di China, yang merupakan sekitar 14% dari pangsa pasar otomotif di negara tersebut.

Penjualan ini juga mencakup hampir setengah dari total 8,9 juta kendaraan yang dijual GM secara global. Namun, saat ini GM mengalami penurunan signifikan dalam pangsa pasar dan penjualan kendaraan di China.

Restrukturisasi dan Pemotongan Staf

Laporan terbaru dari Bloomberg mengungkapkan bahwa GM sedang melakukan pemotongan staf di departemen yang terkait dengan pasar China, termasuk riset dan pengembangan.

GM juga akan melakukan pertemuan dengan mitra lokalnya, SAIC, untuk merencanakan restrukturisasi yang lebih besar. Bagian dari restrukturisasi ini kemungkinan melibatkan pergeseran fokus ke produksi kendaraan listrik dan model-model premium.

GM memiliki 10 usaha patungan, dua perusahaan asing yang sepenuhnya dimiliki, dan lebih dari 58.000 karyawan di China. Restrukturisasi ini adalah upaya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pasar dan tantangan yang dihadapi.

Salah satu tantangan utama adalah persaingan yang semakin ketat di pasar kendaraan listrik, di mana produsen lokal China menawarkan kendaraan dengan harga yang jauh lebih kompetitif.

Baca Juga: Orang Miskin Susah Jadi Orang Kaya, Ini Alasannya Menurut Warren Buffett

Persaingan dengan Produsen Kendaraan Lokal

Para produsen kendaraan listrik lokal China, yang sering kali memprioritaskan produksi di atas keuntungan untuk memperoleh pangsa pasar, menjadi pesaing serius bagi GM. Mereka dapat memproduksi kendaraan dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan produsen asing.

Laporan keamanan terbaru menunjukkan bahwa usaha patungan GM mengalami kerugian ekuitas sebesar $0,2 miliar pada paruh pertama tahun ini, disebabkan oleh persaingan yang ketat dan kapasitas berlebih di pasar.

Michael Dunne, mantan eksekutif GM, mencatat bahwa pangsa pasar kendaraan listrik akan melonjak hampir 50% tahun ini, naik dari hanya 6% pada tahun 2020. Merek-merek mobil China, yang sekarang dianggap lebih "keren," telah mengambil alih pasar, sementara merek global seperti BMW dan Buick (milik GM) mulai dianggap ketinggalan zaman.

Editor: Handoyo .