JAKARTA. Turbulensi di pasar finansial Tanah Air tidak menyurutkan ambisi Asuransi Generali Indonesia memperbanyak portofolio produk. Dalam waktu dekat, Generali bakal merilis produk baru berupa unitlink. Lewat produk anyar itu, Generali menyasar masyarakat kalangan kaya dengan kemampuan pembayaran premi besar. Lebih detail, produk anyar unitlink tersebut bakal dijual dengan skema premi regular. Saat ini, Generali tengah menunggu pengesahan izin produk baru tersebut dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jika izin terbit, produk itu akan menambah daftar unitlink racikan Generali menjadi empat produk. Edy Tuhirman, Direktur Utama Generali Indonesia, menjelaskan, produk unitlink premi regular baru itu akan berbalut sistem auto risk management (ARMS). Ini adalah sistem yang mampu melindungi pemegang polis dari fluktuasi pasar saham. Misalnya, ketika pasar modal merosot, sistem ARMS bisa memindahkan investasi yang berbasis saham atau obligasi secara otomatis ke keranjang yang lebih konservatif dan tahan terhadap koreksi pasar modal.
Generali menambah produk unitlink
JAKARTA. Turbulensi di pasar finansial Tanah Air tidak menyurutkan ambisi Asuransi Generali Indonesia memperbanyak portofolio produk. Dalam waktu dekat, Generali bakal merilis produk baru berupa unitlink. Lewat produk anyar itu, Generali menyasar masyarakat kalangan kaya dengan kemampuan pembayaran premi besar. Lebih detail, produk anyar unitlink tersebut bakal dijual dengan skema premi regular. Saat ini, Generali tengah menunggu pengesahan izin produk baru tersebut dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jika izin terbit, produk itu akan menambah daftar unitlink racikan Generali menjadi empat produk. Edy Tuhirman, Direktur Utama Generali Indonesia, menjelaskan, produk unitlink premi regular baru itu akan berbalut sistem auto risk management (ARMS). Ini adalah sistem yang mampu melindungi pemegang polis dari fluktuasi pasar saham. Misalnya, ketika pasar modal merosot, sistem ARMS bisa memindahkan investasi yang berbasis saham atau obligasi secara otomatis ke keranjang yang lebih konservatif dan tahan terhadap koreksi pasar modal.