Generali Sebut Kinerja Unit Link Pendapatan Tetap Terus Bertumbuh



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) menyatakan kinerja unit link masih bervariasi hingga November 2023 secara year to date (YtD). Chief Marketing Officer Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama mengatakan hal itu disebabkan oleh faktor eksternal yang masih terasa pada perkembangan pasar.

"Namun, secara umum unitlink pendapatan tetap kinerjanya terus bertumbuh," katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (10/12).

Berdasarkan data Infovesta, sejumlah produk unit link Generali mencatatkan kinerja positif, terhitung sejak Januari 2023 hingga November 2023. Adapun di jenis pasar uang, yakni Generali Money Market Employee memberikan imbal hasil (return) 4,53% YtD.


Selain itu, produk unit link Generali jenis pendapatan tetap Generali Fixed Income Long Duration memberikan imbal hasil sebesar 4,18% YtD.

Baca Juga: Allianz Life Gandeng Bank BJB, Tawarkan Beragam Pilihan Asuransi

Mengenai proyeksi hingga akhir tahun, Vivin berharap kinerja unit link bisa terus meningkat dan makin diperkuat jika nilai rupiah makin stabil dan suku bunga terindikasi mulai dapat diturunkan. 

Hal itu tentu akan memengaruhi segmen pendapatan tetap atau obligasi yang akan mendapat sentimen positif terlebih dahulu.

Untuk memaksimalkan kinerja unit link, dalam alokasi dan pengelolaan portofolio investasi dari tahun ke tahun, Vivin menyampaikan Generali Indonesia mematuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan juga memiliki proses pengawasan, baik dari komite investasi, regional, maupun secara grup. 

"Pengelolaan alokasi investasi juga menerapkan berbagai strategi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, baik untuk strategi jangka pendek, menengah, dan jangka panjang," ungkapnya.

Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Asuransi Umum Catatkan Penurunan Tingkat RBC

Dalam menerapkan strateginya, Vivin bilang Generali Indonesia mengatur pemilihan portofolio secara seimbang, melalui kepemilikan pada saham-saham blue chip, saham-saham dengan kapitalisasi besar (big cap), maupun saham-saham dengan kapitalisasi kecil (small cap). 

"Sesuai dengan konsep investasi, nilai saham fluktuatif karena dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti sentimen pasar, kenaikan suka bunga, dan lain-lain," ujar Vivin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi