Generasi milenial melek finansial



KONTAN.CO.ID - Buta finansial bisa bikin runyam. Banyak orang yang hidup di masa tuanya berantakan karena tak punya pengetahuan tentang mengatur keuangan. Bukan hanya tak bisa mengatur, tapi juga tidak sedikit yang terjerumus dengan tawaran-tawaran manis investasi bodong.

Untuk itulah, melalui talkshow yang mengumpulkan komunitas para pembaca, Kontan kembali menggelar Kontan Share&Learn. Sebagai bagian wujud tanggung jawab sosial, Kontan Share&Learn kali ini mengangkat tema “Generasi Milenial Melek Finansial” di Pusat Studi Belajar ruang seminar A, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Rabu (20/9).

Marketing Manager Kontan Andri Indradie mengatakan, sebagai perusahaan media, Kontan sebagai media bisnis dan investasi Grup Kompas Gramedia, juga memperhatikan para pembaca muda dalam hal ini kaum milenial. Terutama, meningkatkan literasi keuangan masyarakat. “Ini sesuai dengan semangat kami ‘memberdayakan ekonomi Indonesia,” ujarnya.


CEO & Chief Financial Planner Zap Finance Prita Hapsari Ghozie dan Sekretaris Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Samsu Adi Nugroho hadir sebagai dua pembicara utama pada Kontan Share&Learn kali ini. Prita menjelaskan bagaimana kaum muda milenial mengelola keuangannya.

Ada tiga prinsip utama, kata Prita, bagi kaum milenial mengelola keuangan. Pertama, mengelola uang bulanan. Kedua, menabung & investasi untuk wujudkan impian. Ketiga, beramal dan sosial. “Uang bulanan jangan dihabiskan untuk biaya hidup. Sekitar 80% untuk biaya hidup. Sisanya, sekitar 15% untuk tabungan dan investasi dan 5% untuk sedekah dan kegiatan sosial,” jelas Prita.

Apakah itu baku? Tentu tidak.

Setiap kebutuhan generasi milenial bisa berbeda-beda. “Yang jelas, banyak orang justru mengeluarkan biaya untuk memenuhi keinginan daripada memenuhi kebutuhan,” imbuhnya.

Sementara Samsu Adi Nugroho menjelaskan mengenai tugas dan peran LPS. Edukasi mengenai tugas dan peran LPS sangat penting bagi generasi milnenial, terutama karena maraknya kasus investasi bodong yang memakan korban di lembaga-lembaga yang uang simpanan di sana sebenarnya sama sekali tidak dijamin oleh LPS.

Ingat, kaum milenial sebaiknya menyimpan uang di bank. Karena uang di bank tersebut dijamin LPS. Samsu juga menjelaskan berbagai produk keuangan dan investasi yang mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Terakhir, tidak hanya peran penjaminan uang simpanan masyarakat. Samsu juga menyebut peran LPS di tengah krisis ekonomi, khususnya yang merambat ke industri perbankan.

Acara yang dimoderatori oleh Redaktur Kontan Herry Prasetyo Wibowo ini ditutup dengan sesi tanya jawab antara peserta dan para pembicara. Ruangan penuh sesak didominasi oleh peserta dari mahasiswa UI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie