Generasi Muda Terampil Harus Dipersiapkan Menghadapi Perekonomian Inklusif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peran anak-anak mudah saat sangat penting dalam menginisiasi kolaborasi berbagai pihaknya dalam membangun perekonomian yang inklusif serta mendorong pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Hal itu disampaikan Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Y20. Oleh karena itu, menyiapkan generasi mudah dengan keterampilan kerja dan juga menjadi wirausaan harus diperhatikan oleh semua pihak.

"Generasi muda  harus bisa menciptakan lapangan tenaga kerja melalui adaptasi, kolaborasi, dan inovasi," kata Sandiaga dalam KTT Y20 seperti dikutip dalam keteranga tertulisnya, Kamis (21/7).


Di Industri Kreatif dan Pariwisata, pihaknya terus menekankan pentingnya hak cipta. Menurutnya Sandi, dengan hak cipta itu maka akana da kepastia akses pada pendanaan dalam membangun program yang bisa mempromosikan produk-produk ekonomi kreatif dan pariwisata.

Ia juga mengapresiasi Y20 yang tengah berupaya menyelesaikan dampak digitalisasi dan inovasi serta praktik bisnis yang berkelanjutan termasuk wirausaha sosial.

Baca Juga: Ini Tantangan Indonesia Menuju Generasi Emas Tahun 2045

Sementara Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan finalisasi pedoman G20 di Bali untuk mendorong penciptaan generasi muda terampil.

Ia bilang, dalam pilar pemberdayaan anak muda dan perempuan, terdapat upaya untuk mengatasi kesenjangan upah berbasis gender dan mendorong agar peran perempuan lebih strategis, serta memberikan pelatihan yang layak dan memadai bagi anak muda.

“Sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan generasi muda untuk punya keterampilan kerja. Bagi anak muda dan para delegasi, dukungan Anda untuk rekomendasi dari kelompok kerja kami akan sangat penting. Harap terus meningkatkan kesadaran tentang inklusivitas gender, serta dorong terbentuknya rencana aksi,” jelas Angela.

Menteri Pemuda Uni Arab (UEA) Shamma Al Masrui menjelaskan bagaimana pemerintahnya telah meluncurkan sejumlah inisiatif agar pemuda dapat ikut terlibat dalam pengambilan keputusan. UEA memiliki Dewan Pemuda yang tidak hanya tersebar di tingkat provinsi, tetapi juga kementerian dan swasta. UEA juga memiliki kebijakan satu pemuda di semua dewan.

“Di UEA, kami percaya bahwa potensi pemuda tidak ada batasnya. Kepemimpinan negara kami percaya masing-masing insan pemuda punya potensi tumbuh yang tak terbatas dan bisa berkontribusi,” ungkap Shamma.

Educator dan Founder Sekolah.mu Najeela Shihab menggarisbawahi minimnya persentase perempuan di posisi-posisi kepemimpinan, termasuk di ekosistem pendidikan. Jumlah perempuan yang menjadi kepala sekolah masih tergolong rendah.

Baca Juga: Hadapi Bonus Demografi, Anak Muda Harus Dipersipkan Jadi Tenaga Terampil

Dalam posisi-posisi kepemimpinan, ada kesenjangan yang besar, bahkan di ekosistem pendidikan itu sendiri. Ia mengatakan, jumlah kepala sekolah perempuan itu masih rendah, sekitar 20% kepala sekolah perempuan dibandingkan dengan persentase guru perempuan di dalam sekolah tersebut.

Oleh karena itu, lanjutnya,  diperlukan agenda khusus untuk menjawab tantangan tersebut. Karena sebetulnya masalah kesetaraan gender di dunia pendidikan di Indonesia sudah semakin membaik. Ini ditandai dengan tidak lagi adanya kesenjangan dari sisi angka partisipasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto