JAKARTA. Pasar ponsel di Indoensia memang menarik minat banyak pabrikan ponsel. Pasalnya, penetrasi pengguna ponsel di Indonesia baru sekitar 30% saja dari total populasi penduduk. Tak heran jika Sony Ericsson, salah satu pabrikan ponsel terkemuka, meramalkan pertumbuhan pengguna ponsel yang tinggi di Indonesia dan beberapa negara berkembang lainnya seperti India dan china. Tahun 2008 lalu, pertumbuhan pasar ponsel global tercatat sebanyak 10%. Sony Ericsson sendiri mencatat penjualan ponsel sampai 97 juta unit pada tahun 2008. Sementara untuk Indonesia, angka pertumbuhan penjualan ponsel mencapai 20% sampai 25%. "Penjualan Sony Ericsson di Indonesia bertumbuh seiring pertumbuhan pasar," ujar Djunadi Satrio Head Of Marketing Sony Ericsson Indonesia ketika dihubungi KONTAN (3/4). Untuk meraup pangsa pasar yang sedemikian besar, Sony Ericsson tak ingin gegabah. Pabrikan ini sejak dulu konsen mengusung fitur-fitur paling unik untuk ponsel-ponsel terbarunya. Kini, Sony Ericsson membenamkan fitur bahasa Jawa dan Sunda ke dalam ponsel-ponsel barunya. Menurut Djunadi, Sony Ericsson memilih kedua bahasa tersebut lantaran pengguna kedua bahasa tersebut mencapai 45% dari total populasi penduduk Indonesia saat ini. "Inovasi ini secara langsung menjadikan Sony Ericsson sebagai produsen ponsel pertama di tanah air yang berhasil menerapkan teknologi penggunaan bahasa daerah. Kami bangga menjadi yang pertama," ujarnya. Proses persiapan penggunaan fitur bahasa Jawa dan Sunda memakan waktu sampai setahun untuk berbagai persiapannya. Penggunaan fitur ini melibatkan ahli dari Universitas Indoensia dan Universitas Gadjah mada Yogyakarta. Djunadi berjanji, semua ponsel Sony Ericsson yang bakal keluar tahun ini di pasar Indoensia sudah menggunakan fitur ini. Sayangnya, Djunadi belum menerima kabar berapa ponsel Sony Ericsson anyar yang bakal masuk pasar Indonesia. "Kalau tahun lalu 30 unit, mungkin tahun ini kurang dari itu. kami belum bisa memberi keterangan," ujarnya. Beberapa ponsel anyar Sony Ericsson yang sudah dirilis ke pasar dan menggunakan fitur ini antara lain untuk seri Walkman W302 dan W705. Sementara untuk seri fashion S302. Dan untuk seri Cybershot C510. Banderol harganya mulai dari Rp 1,4 juta sampai Rp 3,8 juta. Djunadi sendiri enggan membagi target penjualan Sony Ericsson melalui fitur anyar ini. Menurutnya, fitur unik ini hanya sebagai penambahan layanan saja. "Belum ada target khusus melihat kondisi ekonomi saat ini," ujarnya. Cybershot C510 mempunyai fitur unik lain selain fitur bahasa Jawa dan Sunda, yaitu fitur smile shutter. Artinya, kamera ponsel hanya mau menjepret objek ketika mendeteksi adanya gerakan di bibir objek. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Genggam Pasar Ponsel Dengan Dialek Lokal
JAKARTA. Pasar ponsel di Indoensia memang menarik minat banyak pabrikan ponsel. Pasalnya, penetrasi pengguna ponsel di Indonesia baru sekitar 30% saja dari total populasi penduduk. Tak heran jika Sony Ericsson, salah satu pabrikan ponsel terkemuka, meramalkan pertumbuhan pengguna ponsel yang tinggi di Indonesia dan beberapa negara berkembang lainnya seperti India dan china. Tahun 2008 lalu, pertumbuhan pasar ponsel global tercatat sebanyak 10%. Sony Ericsson sendiri mencatat penjualan ponsel sampai 97 juta unit pada tahun 2008. Sementara untuk Indonesia, angka pertumbuhan penjualan ponsel mencapai 20% sampai 25%. "Penjualan Sony Ericsson di Indonesia bertumbuh seiring pertumbuhan pasar," ujar Djunadi Satrio Head Of Marketing Sony Ericsson Indonesia ketika dihubungi KONTAN (3/4). Untuk meraup pangsa pasar yang sedemikian besar, Sony Ericsson tak ingin gegabah. Pabrikan ini sejak dulu konsen mengusung fitur-fitur paling unik untuk ponsel-ponsel terbarunya. Kini, Sony Ericsson membenamkan fitur bahasa Jawa dan Sunda ke dalam ponsel-ponsel barunya. Menurut Djunadi, Sony Ericsson memilih kedua bahasa tersebut lantaran pengguna kedua bahasa tersebut mencapai 45% dari total populasi penduduk Indonesia saat ini. "Inovasi ini secara langsung menjadikan Sony Ericsson sebagai produsen ponsel pertama di tanah air yang berhasil menerapkan teknologi penggunaan bahasa daerah. Kami bangga menjadi yang pertama," ujarnya. Proses persiapan penggunaan fitur bahasa Jawa dan Sunda memakan waktu sampai setahun untuk berbagai persiapannya. Penggunaan fitur ini melibatkan ahli dari Universitas Indoensia dan Universitas Gadjah mada Yogyakarta. Djunadi berjanji, semua ponsel Sony Ericsson yang bakal keluar tahun ini di pasar Indoensia sudah menggunakan fitur ini. Sayangnya, Djunadi belum menerima kabar berapa ponsel Sony Ericsson anyar yang bakal masuk pasar Indonesia. "Kalau tahun lalu 30 unit, mungkin tahun ini kurang dari itu. kami belum bisa memberi keterangan," ujarnya. Beberapa ponsel anyar Sony Ericsson yang sudah dirilis ke pasar dan menggunakan fitur ini antara lain untuk seri Walkman W302 dan W705. Sementara untuk seri fashion S302. Dan untuk seri Cybershot C510. Banderol harganya mulai dari Rp 1,4 juta sampai Rp 3,8 juta. Djunadi sendiri enggan membagi target penjualan Sony Ericsson melalui fitur anyar ini. Menurutnya, fitur unik ini hanya sebagai penambahan layanan saja. "Belum ada target khusus melihat kondisi ekonomi saat ini," ujarnya. Cybershot C510 mempunyai fitur unik lain selain fitur bahasa Jawa dan Sunda, yaitu fitur smile shutter. Artinya, kamera ponsel hanya mau menjepret objek ketika mendeteksi adanya gerakan di bibir objek. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News