Genjot bisnis bancassurance, dua bank ini perbanyak gandeng asuransi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank berupaya mempertahankan kinerja keuangan di tengah tren penurunan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM). Salah satu upaya yang dilakukan oleh bank adalah mengenjot pendapatan komisi atau fee based income dari bisnis bancassurance.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dalam sepuluh bulan pertama 2018 memperlihatkan kinerja yang positif. Vice President Wealth Management BNI Alwas Kurniadi mengatakan, pertumbuhan fee based income dari bisnis bancassurance tumbuh dobel digit secara tahunan.

"Hingga Oktober 2018 fee based income bancassurance adalah Rp 406 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, Oktober 2017 adalah Rp 367 miliar. Terjadi pertumbuhan 10.62% year on year," ujar Alwas kepada Kontan.co.id Sabtu (10/11).


Alwas bilang kinerja ini tidak terlepas dari kerjasama antara bank dengan sandi saham BBNI ini dengan lima perusahaan asuransi. Selain itu, semakin meningkatnya pemahaman atau literasi nasabah terhadap produk asuransi.

"Juga aksesibilitas atau inklusifitaspun sudah meningkat. Tahun depan, kami memang harapkan harus lebih tinggi lagi pertumbuhannya di atas 10,5%," tambah Alwas.

Tidak mau kalah, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk juga memacu kinerja bisnis bancassurance. Direktur Konsumer BTN Budi Satria bilang hingga saat ini, pihaknya telah bekerjasama dengan lima perusahaan asuransi diantaranya Zurich, Generali, FWD, Sinarmas, dan Jiwasraya.

"Sampai dengan bulan September 2018, pendapatan dari bisnis bancassurance di Bank BTN tumbuh sebesar 9% secara tahunan," ujar Budi kepada Kontan.co.id.

Budi bilang BTN yang fokus pada penyaluran kredir pemilikan rumah ini akan terus melakukan join visit langsung kepada nasabah. Selain itu, memperbanyak bekerjasama dengan mitra asuransi, melakukan small gathering. Juga lewat sosialisasi kepada karyawan BTN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi