JAKARTA. Kurangi impor artemia, Pemerintah mulai kembangkan budidaya yang menjadi pakan ikan dan udang ini di sejumlah daerah seperti Jepara, Rembang, dan Madura. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, mengatakan usaha budidaya tersebut dapat memangkas nilai impor yang tinggi tiap tahun. Tercatat, rata-rata dalam setahun Indonesia mengimpor Artemia sekitar 40 ton atau senilai dengan Rp 56 miliar. Selama ini, Artemia di Impor dari Amerika Serikat, China, dan Vietnam. "Padahal kita mempunyai lahan dan teknologinya," katanya melalui siaran yang diterima KONTAN, Minggu (14/8). Asal tahu saja, Artemia ini cocok dikembangkan di wilayah penghasil garam. Diketahui, area tambak garam nasional tahun 2015 seluas 25.830 hektare (ha). Berdasarkan analisa usaha budidaya artemia yang dilakukan di areal tambak garam, usaha budidaya ini cukup menguntungkan.
Genjot budidaya artemi untuk kurangi impor
JAKARTA. Kurangi impor artemia, Pemerintah mulai kembangkan budidaya yang menjadi pakan ikan dan udang ini di sejumlah daerah seperti Jepara, Rembang, dan Madura. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, mengatakan usaha budidaya tersebut dapat memangkas nilai impor yang tinggi tiap tahun. Tercatat, rata-rata dalam setahun Indonesia mengimpor Artemia sekitar 40 ton atau senilai dengan Rp 56 miliar. Selama ini, Artemia di Impor dari Amerika Serikat, China, dan Vietnam. "Padahal kita mempunyai lahan dan teknologinya," katanya melalui siaran yang diterima KONTAN, Minggu (14/8). Asal tahu saja, Artemia ini cocok dikembangkan di wilayah penghasil garam. Diketahui, area tambak garam nasional tahun 2015 seluas 25.830 hektare (ha). Berdasarkan analisa usaha budidaya artemia yang dilakukan di areal tambak garam, usaha budidaya ini cukup menguntungkan.