Genjot Digitalisasi, Prodia Widyahusada Merilis Aplikasi Layanan Kesehatan Terbaru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) melalui anak usahanya, PT Prodia Digital Indonesia (PRDI) kembali melanjutkan upaya transformasi digital di bidang layanan kesehatan. Kali ini, Prodia merilis aplikasi kesehatan terbaru bernama U by Prodia.

Pada tahap awal, pengguna U by Prodia dapat mengakses layanan pemeriksaan laboratorium, layanan pembelian suplemen kesehatan, dan layanan home service Prodia. U by Prodia didukung oleh teknologi artificial intelligence (AI) dalam proses penghimpunan data. Aplikasi ini dapat menjadi salah satu digital tools yang memahami kebutuhan kesehatan pasien.

Direktur Prodia Digital Indonesia Rudy Cahyadi menyampaikan, keberadaan aplikasi U by Prodia akan memudahkan masyarakat awam untuk memahami kebutuhan kesehatannya. Apalagi, kebutuhan kesehatan tiap orang berbeda-beda sehingga memerlukan pendekatan preventif yang berbeda pula.


Baca Juga: Prodia Tetap Sediakan Layanan Pemeriksaan Covid-19 Antigen dan PCR Meski PPKM Dicabut

“Aplikasi ini dikembangkan untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat yang kini lebih bersifat personalized,” kata dia dalam jumpa pers, Selasa (7/3).

Sebenarnya, Prodia sudah memiliki satu aplikasi layanan kesehatan yang bernama Prodia Mobile. Saat ini, aplikasi tersebut masih bisa diunduh oleh pengguna lewat Playstore dan Appstore. Sejauh ini, Prodia Mobile sudah memiliki user sekitar 1 juta orang.

Rudy menyebut, ke depannya Prodia akan berfokus pada satu aplikasi saja yakni U by Prodia. Namun, Prodia masih membutuhkan waktu untuk melakukan migrasi pengguna dari Prodia Mobile ke U by Prodia. Lantaran U by Prodia baru saja dirilis, tentu Prodia juga butuh waktu untuk melakukan edukasi dan promosi kepada masyarakat hingga pengembangan fitur lebih lanjut pada aplikasi tersebut.

“Kami menginginkan jumlah user U by Prodia akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan aplikasi sebelumnya yang sudah ada,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dewi Mulianty, Direktur Utama Prodia Widyahusada mengatakan, U by Prodia merupakan salah satu strategi transformasi digital oleh Prodia. Transformasi digital Prodia tidak hanya berkutat pada pengembangan aplikasi layanan kesehatan saja, melainkan pada seluruh proses bisnis perusahaan tersebut.

Demi memfokuskan transformasi digital tersebut, PRDA sampai membentuk PRDI sejak pertengahan tahun 2022 lalu. Modal dasar PRDI tercatat sebesar Rp 1 triliun, sedangkan modal disetornya sebesar Rp 300 miliar. Modal disetor ini diambil dari dana Initial Public Offering (IPO) PRDA pada 2016 silam.

Sepanjang tahun lalu, kontribusi PRDI terhadap total pendapatan PRDA berada di kisaran 11%-12%. Memasuki tahun 2023, Dewi berharap kontribusi PRDI akan naik menjadi sekitar 15%-17% yang mana hal ini didukung oleh keberadaan aplikasi U by Prodia.

 
PRDA Chart by TradingView

“Kami rasa kontribusi 15%-17% ini sudah cukup bagus jika dicapai, mengingat U by Prodia pun diluncurkan jelang akhir kuartal pertama, sehingga dampaknya belum terlihat secara full year,” ungkap dia.

Lebih lanjut, tahun ini PRDA menyediakan capital expenditure (capex) atau belanja modal yang tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 250 miliar. Mayoritas dana capex tersebut ditujukan untuk melanjutkan pengembangan digitalisasi dan teknologi PRDA.

Sebagai informasi, pendapatan PRDA per kuartal III-2022 lalu turun 20,60% year on year (YoY) menjadi Rp 1,58 triliun. Pada periode yang sama, laba bersih tahun berjalan PRDA juga turun 46,16% YoY menjadi Rp 275,19 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .