Genjot DPK, BTN menggandeng LPDP



JAKARTA. Di penghujung tahun, bank harus pintar-pintar memupuk likuiditas. Bagi perbankan, menggandeng perusahaan pengelola dana menjadi salah satu resep mujarab untuk menggenjot likuiditas.

Tengok saja langkah Bank Tabungan Negara (BTN). Bank spesialis kredit pemilikan rumah (KPR) ini melirik lembaga berkantong tebal sebagai mitra bisnis.

Lebih detail, BTN menggandeng Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Kedua belah pihak meneken perjanjian kerjasama pada Jumat, (29/11).


Kerjasama ini memberikan BTN kuasa untuk mengelola dana jumbo milik LPDP. Sejumlah layanan dan produk BTN bagi LPDP meliputi cash management system, deposito, giro, program pengembangan operasional, dan pembayaran gaji karyawan. BTN juga menawarkan produk kredit, semisal kredit tanpa agunan (KTA), KPR, dan lain-lain.

Selain mempertebal likuiditas, BTN juga mengincar pendapatan non bunga alias fee based income. "Kami tertarik memberikan layanan dan produk BTN kepada LPDP karena lembaga ini mengelola dana pendidikan lebih dari Rp 15 triliun," ujar Maryono, Direktur Utama Bank BTN.

Tahap awal, LPDP sudah menempatkan dana sebesar Rp 1 triliun. BTN memang gencar memupuk dana murah. Sebab, saat ini komposisi deposito atau dana mahal sebesar Rp 47,68 triliun atau hampir setengah dari total dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp 88,53 triliun di akhir September 2013.

Hingga akhir tahun nanti, Maryono memasang target DPK BTN bisa mencapai Rp 95 triliun. "Pertumbuhan DPK memerlukan peran korporasi sehingga kami bisa merangkul lebih banyak nasabah," kata Maryono. Maryono menambahkan, di tahun depan BTN fokus mengajak kerjasama dengan sejumlah perusahaan atau pemerintah daerah (Pemda).

Selain itu, BTN juga berniat menggunakan skema wholesale funding. BTN mengatakan, pihaknya bakal menerbitkan obligasi dan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA). Target bank BUMN itu, dua skema tersebut mampu mengumpulkan dana masing-masing sebesar Rp 2 triliun. BTN sudah mencantumkan rencana pendanaan ini dalam rencana bisnis bank (RBB) pada tahun 2014 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina