Genjot ekspor daerah agar defisit dagang turun



JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Kementerian Perdagangan RI tengah menggenjot aktivasi pengembangan ekspor daerah untuk mengantisipasi defisit neraca perdagangan Indonesia yang masih terjadi hingga saat ini.

Badan Pusat Statistik mencatat bahwa neraca perdagangan selama Januari-Juli 2014 mengalami defisit sebesar US$ 1 miliar. Jumlah tersebut masih lebih baik jika dibandingkan kondisi tahun 2013 yang defisit mencapai US$ 5,6 miliar.

“Meski kinerja perdagangan berangsur membaik, namun defisit perdagangan nasional harus segera ditekan secara terus menerus agar tidak membengkak dan berpengaruh negatif terhadap perekonomian nasional,” kata Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Modal Ventura dan Pembiayaan Alternatif, Safari Azis dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Kamis (4/9).


Menurut Safari, pemerintah dan pelaku harus bersinergi untuk mendorong ekspor komoditas unggulan yang potensial di daerah-daerah sehingga dapat berkontribusi meningkatkan perekonomian melalui pertambahan nilai ekspor. Hal ini diharapkan tidak hanya akan berdampak positif terhadap penguatan ekonomi daerah, tetapi juga memperkuat ekonomi nasional.

“Masing-masing daerah sekarang harus lebih siap untuk menghadapai pasar bebas, seperti Asean Economic Community 2015 yang sudah akan berlaku dalam hitungan bulan saja.  Bentuk dukungan pemerintah kita harapkan mengarah pada peningkatan daya saing untuk industri, tidak terkecuali bagi usaha kecil menengah apalagi yang sudah bisa melakukan ekspor,” ungkap Safari.

Sementara itu, Kasubdit Kerjasama dan Pengembangan Kerjasama Kementerian Perdagangan, Peter Hanafi mengatakan bahwa pengetahuan dan wawasan para eksportir dan pengusaha harus diperkuat untuk dapat mengakses pasar luar negeri, terutama untuk menghadapi pasar bebas ASEAN 2015.

“Daya saing produk Indonesia harus lebih baik agar dapat tetap diterima dan merebut konsumen dalam negeri, terlebih buyer dari luar negeri. Jangan sampai kita hanya menjadi pasar bagi produk-produk yang dihasilkan negara-negara ASEAN, akan tetapi kita juga harus dapat membanjiri pasar negara-negara ASEAN dengan produk-produk Indonesia” kata Peter.

Ekspor daerah kini sangat diharapkan dapat berkontribusi lebih optimal untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional. Kementerian Perdagangan mencontohkan Bengkulu yang pada tahun 2013 sebagai provinsi pengekspor ke-27 dengan nilai sebesar US$ 154,1 juta atau menyumbang 0,1% dari total ekspor non migas Indonesia.

Untuk periode Januari-Mei 2014 ekspor non migas Bengkulu mencapai US$ 41,3 juta turun 44,04 % dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 73,7 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa