KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan agribisnis peternakan, PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) terus berupaya menggenjot kontribusi penjualan untuk pasar ekspor. Sejumlah negara potensial pun dibidik Malindo Feedmill di tahun ini. Sekretaris Perusahaan Malindo Feedmill Andre Andreas Hendjan mengatakan, di tahun 2022 ini, MAIN melalui entitas anak usahanya, PT Malindo Food Delight (MFD), tengah menjajaki kemungkinan ekspor ke beberapa negara. Antara lain Jepang, Uni Emirat Arab, Timor Leste, Papua Nugini, dan Brunei Darussalam. "Sehingga dapat memberikan kontribusi pendapatan yang lebih baik untuk perusahaan dari sisi ekspor," kata Andre kepada Kontan.co.id, Kamis (10/3).
Andre tidak bicara lebih detail terkait target penjualan ekspor yang dibidik MAIN tahun ini. Dia berharap, kontribusi ekspor di tahun 2022 dapat lebih tinggi dibandingkan realisasi pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: Anak usaha Malindo Feedmill (MAIN) teken MoU ekspor makanan olahan ke Jepang Ia menyebutkan, kontribusi pasar ekspor terhadap total penjualan MAIN sebenarnya masih cukup mini, yakni di bawah 10% dari total penjualan. Meski begitu, MAIN akan tetap memaksimalkan setiap peluang yang ada untuk terus mengembangkan pasar ekspor ke depan. Sejumlah strategi pun telah dijalankan MAIN untuk menggenjot bisnis ekspor. Salah satunya dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Malindo Food Delight dengan LULU International untuk ekspor makanan olahan ke UEA pada tahun 2022 mendatang senilai US$ 100.000. Selain itu, MAIN juga melakukan MoU dengan salah satu pembeli di Jepang untuk ekspor produk olahan, seperti nuget, karage dan tempura di tahun 2022 ini. "Kami mengikuti exhibition atau pameran yang digelar di beberapa negara potensial. Beberapa waktu lalu kami mengikuti pameran Food Style 2021 di Fukuoka, Jepang bekerjasama dengan buyer kami Sariraya," tutur Andre. Dia menambahkan, MFD juga baru saja mengikuti acara One Day with Indonesian Coffee, Fruit, Flower, Floriculture, Livestock and Veterinary Products (ODICOFF 2021) pada November tahun lalu, yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirate Arab. Kegiatan ini dihelat oleh Kementerian Pertanian RI di 10 negara dan salah satunya diselenggarakan di Dubai. "MAIN percaya pertumbuhan ekonomi akan membaik, dan prospek industri peternakan tetap ada melihat bahwa konsumsi terhadap produk unggas masih rendah dibanding dengan negara tetangga," imbuh dia.
Baca Juga: Kinerja emiten poultry tertekan di kuartal III-2021, ini rekomendasi Samuel Sekuritas Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat