Genjot ekspor, pendapatan Voksel terkerek



JAKARTA. Baru di awal tahun, PT Voksel Electric Tbk mendapat banyak orderan kabel. Tak heran, di kuartal I-2014, emiten berkode saham VOKS ini berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 0,8% dari periode yang sama tahun lalu.

Di laporan keuangan perusahaan, pendapatan Voksel pada periode Januari sampai Maret 2014 mencapai Rp 605,32 miliar. Pada kuartal pertama tahun lalu, pendapatan Voksel hanya Rp 600,45 miliar. "Kenaikan ini didukung tender-tender tahun lalu yang kami kerjakan pada awal tahun," kata Yogiawan, Asisten Direktur Keuangan PT Voksel Electric kepada KONTAN, Rabu (30/4).

Dengan perolehan pendapatan ini, Voksel optimistis bisa mencapai target penjualan. Awal tahun ini, Voksel membidik pendapatan 2014 sebesar Rp 2,3 triliun. Artinya, di kuartal I tahun ini, manajemen sudah berhasil meraih pendapatan 26,3% dari target.


Kontribusi pendapatan terbesar masih berasal dari pasar domestik. Pada tiga bulan pertama tahun ini, porsi penjualan domestik 66,88% atau sekitar Rp 404,82 miliar. Namun, bila dibandingkan dengan perolehan kuartal pertama tahun lalu yang sebesar Rp 472,11 miliar, ada penurunan sebanyak 14,25%.

Berbeda dengan pendapatan lokal, order kabel dari luar negeri justru naik 83,24% menjadi Rp 184,12 miliar di kuartal I tahun ini dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 100,48 miliar. Order kabel dari luar negeri yang diterima oleh Voksel paling besar dari Ministry of Electricity Irak sebesar Rp 143,46 miliar atau 23,7% dari total pendapatan ekspor. Sepanjang tahun ini, Voksel mengharapkan kontribusi ekspor sekitar 20%.

Meski kinerja pendapatan positif, pada kuartal pertama tahun ini, perusahaan ini justru merugi karena beban pokok penjualan naik 13,49% menjadi Rp 596,39 miliar. Periode yang sama tahun lalu hanya Rp 525,51 miliar.

Asal tahu saja, pada kuartal I-2013, Voksel masih bisa mencetak laba Rp 26,82 miliar. Namun, di kuartal satu tahun ini, perusahaan ini justru mencatat rugi bersih Rp 24,52 miliar. "Kuartal II diproyeksikan lebih bagus didukung dengan pelaksanaan proyek baru," ungkap Yogi.

Merujuk kepada laporan keuangan Voksel, di antara komponen beban pokok penjualan, paling besar adalah bahan baku. Sampai Maret 2014, biaya bahan baku yang ditanggung oleh perusahaan sebesar Rp 531,63 miliar atau naik 18,2% dari kuartal pertama tahun lalu sebesar Rp 449,54 miliar.

Selain bahan baku, kenaikan beban upah 65% membuat perusahaan ini tertekan. Di kuartal pertama 2014, beban upah langsung yang ditanggung perusahaan sebesar Rp 6,2 miliar. Periode yang sama tahun ini, beban upah langsung hanya Rp 10,29 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan