JAKARTA. Hingga akhir tahun ini, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Timur (Jatim) menargetkan laba bersih sebesar Rp 1,1 triliun, naik 18,8% dibandingkan tahun lalu. Kenaikan laba ini akan digenjot dari kenaikan penyaluran kredit sebesar 17,13% menjadi Rp 31,4 triliun. Direktur Utama Bank Jatim, Soeroso mengatakan, untuk menumbuhkan kredit tersebut, perseroan bakal fokus pada kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang saat ini porsinya masih minim. Menurutnya, UKM di Jatim cukup potensial untuk digarap. Pada semeter I-2015, jumlah UKM di Jatim tercatat naik menjadi sebanyak 6,8 juta dari sebelumnya 4,2 juta. “Potensi UMKM Jatim sangat besar,” ujarnya, Rabu (16/9). Gambaran saja, sampai Juli 2015, tercatat kredit konsumer masih mendominasi kredit Bank Jatim yaitu mencapai 61,64% atau Rp 17,6 triliun. Kontributor kedua terbesar adalah kredit komersial yaitu sebesar 21,65% atau Rp 6,2 triliun. Disusul kredit UKM yaitu 16,71% atau 4,7 triliun. Sementara, proyeksi Bank Jatim, porsi antara kredit korporasi dan kredit ritel masing-masing sebesar 20% berbanding 80% di akhir tahun nanti. Rendahnya kredit korporasi tersebut dikarenakan pada semester II, Bank Jatim akan mengurangi kredit ke sektor tersebut. Menurut Soeroso mengatakan, kredit korporasi saat ini menyumbang kredit bermasalah (NPL) yang relatif besar kepada perseroan. Di Juni 2015, tercatat NPL Bank Jatim sudah berada di level 3,8%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Genjot kenaikan laba, Bank Jatim incar segmen UKM
JAKARTA. Hingga akhir tahun ini, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Timur (Jatim) menargetkan laba bersih sebesar Rp 1,1 triliun, naik 18,8% dibandingkan tahun lalu. Kenaikan laba ini akan digenjot dari kenaikan penyaluran kredit sebesar 17,13% menjadi Rp 31,4 triliun. Direktur Utama Bank Jatim, Soeroso mengatakan, untuk menumbuhkan kredit tersebut, perseroan bakal fokus pada kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang saat ini porsinya masih minim. Menurutnya, UKM di Jatim cukup potensial untuk digarap. Pada semeter I-2015, jumlah UKM di Jatim tercatat naik menjadi sebanyak 6,8 juta dari sebelumnya 4,2 juta. “Potensi UMKM Jatim sangat besar,” ujarnya, Rabu (16/9). Gambaran saja, sampai Juli 2015, tercatat kredit konsumer masih mendominasi kredit Bank Jatim yaitu mencapai 61,64% atau Rp 17,6 triliun. Kontributor kedua terbesar adalah kredit komersial yaitu sebesar 21,65% atau Rp 6,2 triliun. Disusul kredit UKM yaitu 16,71% atau 4,7 triliun. Sementara, proyeksi Bank Jatim, porsi antara kredit korporasi dan kredit ritel masing-masing sebesar 20% berbanding 80% di akhir tahun nanti. Rendahnya kredit korporasi tersebut dikarenakan pada semester II, Bank Jatim akan mengurangi kredit ke sektor tersebut. Menurut Soeroso mengatakan, kredit korporasi saat ini menyumbang kredit bermasalah (NPL) yang relatif besar kepada perseroan. Di Juni 2015, tercatat NPL Bank Jatim sudah berada di level 3,8%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News