Genjot kinerja, ini strategi Kapuas Prima Coal (ZINC)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk melanjutkan rencana bisnisnya guna menggenjot kinerja tahun ini. Pada periode Januari hingga Mei 2019, emiten bersandi ZINC ini  memproduksi sebanyak 150.395 ton ore dari total target produksi 450.000 ton ore pada 2019.

“Dari jumlah tersebut telah diproduksi 7.528 ton timbal (Pb) dan 23.729 ton seng (Zn),” kata Direktur Keuangan Kapuas Prima Coal, Hendra William, Sabtu (29/6).

Dengan begitu ZINC mengestimasikan total pendapatan pada kuartal dua sekitar Rp 430 miliar tumbuh 15,59% dari triwulan kedua tahun 2018 Rp 372 miliar. Hendra memproyeksikan EBITDA pada akhir kuartal II 2019 ini mencapai Rp 195 miliar atau 45,52% lebih besar dibandingkan  kuartal II  2018 lalu senilai Rp 134 miliar.


Merujuk pemberitaan Kontan sebelumnya, ZINC mengincar pendapatan Rp 1,4 triliun atau naik 85,5% dari tahun lalu. Sedangkan target laba bersih tahun ini Rp 210 miliar atau melejit 90% dari tahun lalu yang senilai Rp 110,15 miliar.

ZINC memproduksi 341,451 ton ore dengan perolehan 41,367 ton konsentrat seng dan 19,425 ton konsentrat timbal pada tahun 2018. Nah tahun ini ZINC mengerek produksi sejalan dengan strategi yang dijalankan.

Salah satunya, mulai awal tahun ini ZINC mengoperasikan flotasi baru yang mampu memberikan produksi konsentrat sebesar 1.926 ton seng dan 366 ton timbal. Hendra mengungkapkan sejak Mei tahun ini pihaknya juga menambah peralatan baru yakni magnetic separator yang bertujuan untuk meningkatkan kadar olahan bijih besi. “Penambahan peralatan diharapkan dapat menambah angka penjualan perusahaan untuk 2019 sebesar Rp 50 miliar,” imbuhnya.

Ia menambahkan, saat ini ZINC juga tengah melakukan fund rising melalui skema corporate financing dengan pihak perbankan dengan target sebesar US$ 80 juta hingga US$ 100 juta yang bertujuan untuk memperbesar kapasitas produksi perusahaan pada tiga tahun ke depan.

Selain itu, ZINC juga sudah mengantongi perluasan izin pinjam pakai kawasan hutan yang sebelumnya seluas 390 hektare (ha) menjadi 1,519 ha. Per 2018, sumber daya milik ZINC meningkat 108% menjadi 14,4 juta dari 6,9 juta ton. Sementara cadangan naik 41,3%6,5 juta ton dari sebelumnya 4,6 juta ton.

ZINC juga bakal melanjutkan eskplorasi di area baru. dalam wawancara sebelumnya Hendra mengungkapkan pihaknya membutuhkan dana sebesar US$ 30 juta untuk kegiatan eksplorasi tersebut.

ZINC mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 10 juta di tahun ini. Realisasi belanja modal hingga Maret 2019 sudah terserap Rp 28,4 miliar. Sebanyak Rp 5,4 miliar diantaranya untuk keperluan peralatan mesin dan Rp 23 miliar untuk kendaraan serta infrastuktur tambahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat