Genjot kinerja, Martina Berto (MBTO) jalankan sejumlah strategi anyar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan jamu dan kosmetik PT Martina Berto Tbk (MBTO) siap menghadapi sisa tahun 2021 dengan sejumlah strategi. Perusahaan pun akan menjalankan sejumlah strategi anyar serta menggenjot program-program yang sebelumnya sudah dijalankan sejak awal tahun ini. 

"Kami seperti mesin disel, jadi panasnya itu di kuartal II-2021 dan semester II-2021. Jadi kami akan all out habis-habisan. Kalau dilihat di kuartal pertama, perbaikannya belum signifikan, karena pandemi masih sangat luar biasa," kata Direktur Utama Martina Berto Bryan David Emil dalam Paparan Publik Virtual, Kamis (26/8). 

Dia memaparkan, di tahun ini MBTO akan lebih fokus kepada kategori skincare, haircare, dan herbal melalui merek Sariayu Martha Tilaar, Rudi Hadisuwarno, Biokos Martha Tilaar, dan Berto Imunku.


Hal ini merupakan langkah adaptif yang diambil MBTO mengingat adanya penurunan kinerja pada kategori kosmetik sejak munculnya pandemi di tahun 2020 lalu. 

"Tapi bukan berarti kategori kosmetik kami tinggalkan. Namun untuk saat ini kategori kosmetik kami fokuskan kepada produk bedak dan foundation," paparnya. 

Baca Juga: Penjualan Martina Berto (MBTO) menurun 45,74% di semester I-2021

Dengan semakin tingginya penggunaan internet, MBTO pun akan semakin fokus pada saluran digital dan pemasaran secara online. Seperti misalnya melakukan banyak kerja sama dengan key opinion leader (KOL) seiring dengan tren pertumbuhan belanja online. 

Sebagai brand yang sudah lama di pasaran, perusahaan juga perlu melakukan peremajaan desain kemasan untuk lebih melirik generasi muda atau kaum millenial dan Gen Z. Bryan bilang, perubahan packaging dengan mengikuti perkembangan zaman sangat penting untuk membangun brand produk MBTO ke depan. 

"Sebagai produk yang legendaris, kami perlu melakukan renovasi packaging untuk lebih menarik young generation. Kami berusaha ke sana, jadi semua effort daripada produk-produk baru akan lebih banyak ke sana," jelas Bryan. 

Upaya selanjutnya yang dijalankan MBTO adalah pengembangan distribusi dari sole distributor menjadi multi distributor. Untuk menangkap peluang distribusi, MBTO pun melakukan strategi multi distributor untuk menggarap channel pharma (apotek dan toko obat).

Selain itu, Martina Berto juga turut mengembangkan distribusi di Indonesia bagian timur agar produk-produk MBTO lebih mudah ditemukan di pasaran. 

 
MBTO Chart by TradingView

"Jadi aksi korporasinya akan lebih banyak bekerjasama dengan distributor-distributor yang memiliki kemampuan dan spesialisasi masing-masing. Di semester ini dua kami akan lebih banyak aksi korporasi untuk melakukan memeratakan distribusi," jelasnya. 

Kemudian, yang tak kalah penting yakni melakukan perbaikan pada supply chain dan cash flow.

Bryan bilang, untuk mendukung strategi multi distributor, MBTO akan membuat Gudang Pusat (DC) untuk mengatur kesesuaian produk antara kebutuhan dengan pengiriman. Sehingga diharapkan produk akan tersedia di cabang maupun distributor yang tepat agar cash flow perseroan menjadi lebih efisien.

Dikatakan Bryan, di tahun ini MBTO juga akan berupaya memperbaiki laba. Hal ini dilakukan dengan meninjau profitabilitas channel. Seperti dengan menutup outlet yang menguntungkan, terutama di beberapa departement store, seiring dengan kondisi pandemi yang masih berjalan. 

Baca Juga: Martina Berto (MBTO) gandeng Tigaraksa Satria (TGKA) gali potensi pasar modern trade

"Outlet yang tidak menguntungkan mau tidak mau harus kami tutup. Apa lagi di masa pandemi ini, ada berapa banyak yang ditutup, karena kalau tetap dibuka juga rugi. Jadi kami fokus kepada yang sangat menguntungkan," kata dia. 

Terakhir, MBTO juga akan terus mempertahankan dan menggenjot bisnis di semua unit usaha perseroan. Sebagaimana diketahui, MBTO memiliki dua anak usaha, yakni PT Cedefindo (CDF) yang bergerak di bidang kontrak makloon produk kosmetika dan PT Tara Parama Semesta (TPS) yang mengelola Martha Tilaar Shop. 

Selanjutnya: Simak proyeksi IHSG menjelang simposium Jackson Hole, Jumat (27/8)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari